Diwartakan Kompas.com, politisi dari fraksi PDI Perjuangan itu mengaku tidak mempermasalahkannya.
Arteria menganggap apa yang disampaikannya adalah hal yang benar.
"Enggak apa-apa, saya mewakafkan diri saya untuk menyatakan yang benar walau terkesan tidak populer sekalipun," kata Arteria saat dihubungi, Kamis (10/10/2019).
Arteria menyadari banyaknya pihak yang membahas sikapnya yang kurang sopan.
Lebih lanjut, Arteria kemudian menyoroti acara Mata Najwa yang seharusnya tidak perlu mengundang Emil Salim untuk mengutarakan hal-hal yang bukan kapasitasnya.
Menurutnya, Emil hanya dimanfaatkan.
"Saya hanya sayangkan seorang tokoh senior yang saya hormati, dimanfaatkan untuk mengutarakan hal-hal yang sebenarnya di luar kapasitas beliau," ujarnya.
Arteria mengatakan, mulanya ia sudah berdebat dengan sopan, namun ada pihak yang merancang bahwa Emil Salim yang tidak memiliki latar belakang hukum dan tak memahami materi UU KPK berpendapat keliru dan menyerang DPR.
Pria berusia 44 tahun itu merasa keberatan atas perkataan Emil Salim yang menurutnya telah menyerang DPR.
"Sudah dicoba untuk diklarifikasi, tapi justru menyerang kehormatan, tidak hanya menghina bahkan menista kami, tapi juga institusi DPR.
Itu dilakukan secara tanpa dasar, berulang-ulang dan dipertontonkan di hadapan jutaan pemirsa TV maupun suporter Najwa," ucapnya.
Ia juga menyayangkan saat diundang di Mata Najwa justru saling berdebat, yang harusnya melakukan diskusi kebangsaan.
Arteria juga merasa ada pengiringan opini.
Untuk itu, ia meminta Emil Salim untuk menaik ucapannya dan memahami materi dalam revisi UU KPK.
"Saya minta Prof Emil tarik ucapannya.