Hamim balas menyebut aksi yang dilakukan Dewi Tanjung untuk melengserkan Anies Baswedan sebagai tindakan makar.
Maka dari itu, Hamim menyebut pihaknya harus datang untuk mendampingi aksi yang ia duga sebagai makar itu.
"Terus yang kedua, Mbak Dewi ini aksinya kemarin untuk menurunkan Pak Gubernur, makanya yang itu kami hadir," ujar Hamim.
"Bang Jafar hadir untuk mengawal. Jadi kalau Mbak Dewi bilang mau turunkan Pak Gubernur tuh makar tuh, kita duga itu makar," sambungnya.
Aksinya disebut makar, Dewi Tanjung langsung tidak terima lantaran baginya istilah makar hanya berlaku untuk menggulingkan kepala negara.
"Makarnya dari mana?" tanya Dewi Tanjung.
"Ya kita duga, itu patut diduga makar," jawab Hamim.
"Makar itu bahasa untuk presiden, sedangkan tidak ada pasal untuk makar untuk kepala daerah, Anda harus mengerti kitab undang-undang," tegas Dewi Tanjung.
• Ngaku Alami Kerugian hingga Rp 200 Juta, Korban Banjir Jakarta Menggugat Anies Baswedan
• Ucapan Rocky Gerung Kembali Disorot, Ungkap Anies Baswedan Tak Diundang Rapat Terbatas Presiden
• Sempat Tuding Kasus Novel Baswedan Rekayasa, Dewi Tanjung Kaget saat Pelaku Berhasil Ditangkap
Dewi Tanjung menganggap wajar saja warga Jakarta yang kecewa kepada gubernurnya menuntut Anies Baswedan untuk mundur.
Hamim pun membela Anies Baswedan dan menyebut sudah maksimal dalam menangani banjir.
"Jadi Mbak Dewi, kami patut duga ini kemarin aksinya kan makar, karena beritanya itu luar biasa," kata Hamim.
"Satu-satunya gubernur yang cepat menuntaskan banjir Pak Anies," klaimnya.
Tanggapi Tuduhan M Taufik
Sebelumnya, saat menanggapi tuduhan M Taufik, Dewi Tanjung mengaku pihaknya tidak ada dana dan hanya bermodalkan air mineral gelas tanpa memberi nasi bungkus.
Ia mengaku para pendemo adalah sebagian korban banjir Jakarta dan sama sekali tidak menerima bayaran.