Menurutnya tidak seharusnya pemerintah fokus untuk memikirkan para WNI eks ISIS ini.
Melainkan semestinya pemerintah lebih memperhatikan bagaimana perasaan para korban terorisme.
"Bagaimana bisa pemerintah begitu mudah melempar isu ini, membuat gaduh," ujarnya.
"Ini melukai perasaan korban yang kehilngan anggota keluarganya yang saat ini berjuang untuk pulih," tegasnya.
Menurutnya larangan pemulangan para WNI ini bukan soal apakah orang tersebut bisa berubah atau tidak.
• Mantan Simpatisan Bongkar Kelakuan Keji ISIS, Sebut Wanita Hanya Pabrik Anak: Mereka Pembohong Besar
Melainkan, ini sudah menjadi konsekuensi yang harus ditanggung oleh mereka sat memilih untuk menjadi bagian ISIS.
"Saya kira ada hak dan tanggung jawab atas konsekuensi terhadap setiap anak bangsa secara adil bahwa setiap tindakan itu membuat konsekuensi," jelasnya.
"Mereka pergi ke Baghdad, ke Suriah tentunya ingin bergabung di ISIS," imbuhnya.
"Sehingga mereka memiliki mimpi ingin menjadi bagian khalifah Abu Bakar al Baghdadi," kata Birgaldo.
Lebih lanjut Birgaldo menyinggung soal alumni ISIS yang pernah kembali ke Indonesia.
"Saya ingin menyampaikan, alumni ISIS Puji Supriyanto adalah pengebom tiga buah gereja mengakibatkan banyak korban pada 13 Mei 2018," ujarnya.
"Apakah saat Puji Supriyanto yang pergi ke ISIS terus kembali dia bertaubat? tidak," tegasnya.
"Dia sudah memiliki kemampuan militer dengan merakit bom, kemudian dia berencana melakukan pengeboman dengan membunuh target korban," kata Birgaldo.
Sehingga Birgaldo meminta pemerintah untuk tidak memikirkan apalagi melakukan pemulangan terhadam WNI eks ISIS itu.
• Jokowi Tolak Pulangkan 600 WNI Eks ISIS, Fadli Zon Nilai Mereka Banyak Jadi Korban: Jangan Begitulah
Lebih baik pemerintah fokus menangani nasib korban-korban serangan terorisme.