TRIBUNNEWSMAKER.COM - Menteri Luar Negeri ( Menlu) Retno Marsudi mengungkapkan kabar tiga WNI yang terinfeksi virus corona di Jepang.
Retno Marsudi mengungkap penanganan terhadap tiga WNI yang positif virus corona tersebut.
Diungkapkan Retno Marsudi, perwakilan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Jepang sudah bertolak ke Kota Chiba, Jepang.
Perwakilan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) itu memastikan tiga WNI yang positif terjangkit virus corona mendapat penanganan medis.
"Tim KBRI mungkin sudah berada di Chiba,
per pagi tadi mereka sedang menuju ke Chiba untuk memastikan WNI kita mendapatkan penanganan yang baik dari otoritas di Jepang," ujar Retno di kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Selasa (18/2/2020).
• Sembuh dari Virus Corona, Pria Ini Cerita Perjuangannya, Demam hingga Nyeri: Seperti Akan Meninggal
Diberitakan sebelumnya, Menlu Retno menyebutkan, ada tiga warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi kru kapal pesiar Diamond Princess, di perairan Yokohama, positif terkena virus corona.
"Berdasarkan komunikasi kita terakhir, termasuk pembicaraan dengan Dubes Jepang,
maka diperoleh informasi bahwa tiga dari 78 kru WNI dinyatakan confirm (positif)," ujar Retno di kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Selasa (18/2/2020).
Retno menjelaskan, selain tiga WNI, ada 443 orang yang positif virus corona di kapal pesiar tersebut.
Dua dari tiga WNI yang terkonfirmasi telah dilarikan ke salah satu rumah di Kota Chiba, Jepang.
"Sementara yang satunya sedang menjalani proses untuk menuju rumah sakit.
Sehingga per detik ini teman-teman,
saya belum dapat menyampaikan satu WNI dibawa ke rumah sakit mana," kata Retno. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "KBRI Jepang Akan Pastikan 3 WNI Positif Virus Corona Ditangani dengan Baik"
Soal Virus Corona, Menteri Kesehatan: Negara Lain Boleh Protes, Hak Negara Kita Andalkan Tuhan YME
Pemerintah hingga saat ini telah bekerja keras serta selalu berdoa untuk mencegah masuknya virus corona ke Indonesia.
Hal itu dikatakan oleh Menteri Kesehatan ( Menkes) Terawan Agus Putranto.
Ia menanggapi pernyataan soal virus corona tak masuk ke Indonesia karena doa.
Semuanya bermula saat seorang wartawan bertanya apakah belum ditemukannya virus corona di Indonesia benar terjadi karena doa pada Menkes Terawan.
Menanggapi hal ini, Terawan mengatakan bahwa pihaknya selalu bekerja keras dan berdoa untuk mencegah masuknya virus corona.
• Turis China Diisukan Terinfeksi Virus Corona di Bali, Masih Tunggu Hasil Penyelidikan, Ini Faktanya
Ia bahkan mengaku mengandalkan Tuhan Yang Maha Esa untuk melakukan hal tersebut.
"Kita ini negara yang berketuhanan Yang Maha Esa, apapun agamanya selama kita berpegang teguh pada Pancasila, doa itu menjadi hal yang harus utama. Maka namanya ora et labora (berdoa dan berusaha)," ujar Terawan di Gedung Kantor Staf Presiden, Jakarta, Senin (17/2/2020).
"Saya kira itu tetap ada bekerja sambil berdoa. Dan itu sebuah hal yang sangat mulia. Negara lain boleh protes biarin aja. Ini hak negara kita bahwa kita mengandalkan Yang Maha kuasa," lanjut dia.
Selain itu, kata Terawan, diperlukan langkah rasional untuk terus mengawasi penyebaran virus berbahaya tersebut.
Ia mengatakan, pemerintah terus menjaga 135 pintu masuk arus penumpang yang berasal dari sejumlah negara yang terdapat kasus virus corona.
"Itu yang ingin saya tajamkan. Satu, efisiensi harus dilakukan berdasarkan rasional ilmu kesehatan pada standar WHO. Yang kedua, yo berdoa. Nek (kalau) endak berdoa jangan coba-coba andalkan kekuatan sendiri," lanjut mantan Kepada RSPAD Gatot Subroto itu.
Menkes: Belum Ada Virus Corona Terdeteksi Harusnya Bersyukur, Bukan Dipertanyakan
Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto mengatakan, belum adanya virus corona yang terdeteksi di Indonesia seharusnya tidak perlu dipertanyakan.
Apalagi, kata dia, pemerintah telah waspada melakukan pencegahan dan deteksi terhadap orang-orang yang diduga terpapar virus corona.
"Kita semua waspada tinggi, melakukan hal-hal yang paling level kewaspadaannya paling tinggi, dan peralatan yang dipakai juga peralatan internasional," kata Terawan di Kantor TNP2K, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (11/2/2020).
"Kalau tidak (ada temuan virus corona) ya justru disyukuri, bukan dipertanyakan. Itu yang saya tak habis mengerti, kita justru harus bersyukur Yang Maha Kuasa masih memberkahi kita," lanjut dia.
Oleh karena itu, Terawan pun berharap tidak ada yang menyangsikan persoalan tersebut.
• Pasien yang Sembuh dari Virus Corona di China Buat Pengakuan Mengejutkan, Benar-benar Berantakan
Hal tersebut juga sebagai respons atas kekhawatiran peneliti Harvard karena belum terdeteksinya virus corona di Indonesia.
Menurut mereka, ketiadaan virus corona di Indonesia berarti bahwa virus tersebut sebenarnya sudah menyebar tapi tak terdeteksi.
"Itu namanya menghina, wong peralatan kita kemarin di fix-kan dengan Duta Besar Amerika Serikat (AS). Kita menggunakan kit-nya dari AS," ujar dia.
Terawan mengatakan, sejauh ini pihaknya sudah mengerjakan sesuai standar internasional dalam melakukan pengecekan virus corona.
Tidak hanya peneliti Harvard, Terawan pun mempersilakan Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk melihat proses pengecekan yang dilakukan di Indonesia dengan alat yang mereka miliki.
Kasus virus corona yang terkonfirmasi sendiri hingga Senin (10/2/2020) malam tercatat ada sebanyak 40.563.
Sedangkan jumlah kematian karena virus yang menyebar pertama kali di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China itu, tercatat ada sebanyak 910 kasus kematian.
Di Indonesia, hingga saat ini belum ada satu pun kasus virus corona yang ditemukan positif.
Hal tersebut memicu kekhawatiran peneliti Harvad sehingga mereka menyebut, ketiadaan tersebut berarti virus sebenarnya sudah menyebar tapi tak terdeteksi.
Menurut mereka, jika hal tersebut terjadi, maka ada potensi bagi virus tersebut membentuk epidemi yang jauh lebih besar. (TribunNewsmaker/ *)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Soal Doa Bantu Tangkal Virus Corona, Menkes: Negara Lain Protes, Biarin Aja".