"Minggu ini target kita 300 baju hazmat. Itu adalah jumlah yang berhasil kami kumpulkan dari Donasi. Dari jumlah tersebut akan didistribusikan ke sejumlah RS yang membutuhkan." kata Maryati.
"Saat ini kita masih mencari pihak ketiga untuk memberikan informasi valid perihal RS mana saja yang menjadi prioritas dan benar-benar membutuhkan APD," sahut Rina.
• Kisah Dokter yang Rawat Pasien Corona, Dapat Perlakuan Diskriminatif, Diusir dari Kost, Tidur di RS
• Pria di Jepang Kena Virus Corona Lagi Setelah Dinyatakan Sembuh, Simak Penjelasan Pakar Berikut Ini
"Sekarang cuma ini yang bisa kami lakukan. Mengajak semua orang untuk urunan membantu produksi. Beberapa teman juga sudah bergabung membantu kami. Teman-teman yang punya brand atau konveksi, mereka mulai bergerak juga dalam pengadaan APD ini” jelas Maryati
Gerakan #urunanproduksi yang kami jalankan bersama ini semoga bisa membantu tenaga medis dan menggerakan teman teman yang juga punya industri di bidang kreatif lainnya untuk sama sama bergerak tapi tetap bertanggung jawab," tambahnya.
"Kita sama-sama pengen ngajak temen temen yang bergerak di industri sejenis lainnya, untuk membantu #urunanproduksi kebutuhan tenaga medis. Saat ini kami cuma bisa menggerakan dan mengkoordinir tenaga konveksi untuk bikin baju hazmat. Melakukan yang dibisa aja," sambung Rina.
Saat ini terhitung sudah ada lima konveksi rumahan yang melakukan kerjasama dengan standar yang di sesuaikan.
Nantinya biaya yang terkumpul dari open donasi hanya akan digunakan untuk pembelian materil, biaya penjahit dan kebutuhan distribusi.
"Kami berharap sedikit yang kita lakukan ini berguna buat yang bekerja di Rumah Sakit," sahut mereka berdua bergantian. (TribunNewsmaker.com/*)
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Kisah Dua Alumni UI Bantu Produksi Baju Hazmat Untuk Tenaga Medis: Berawal dari Curhatan
dan di Tribunnews.com 2 Alumni UI Produksi Baju Hazmat untuk Tenaga Medis, Awalnya Pakai Uang Pribadi, Kini Open Donasi