Setelah Tes Drive Thru, Ini Cara Korsel Tangani Covid-19, Pakai Aplikasi Hingga Ancaman Deportasi
Berikut inovasi Korea Selatan dalam menangani virus Corona setelah tes 'drive thru', dari aplikasi hingga ancaman deportasi bagi pelancong
Editor: Talitha Desena
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Korea Selatan dipuji atas penanganan mereka terkait Covid-19.
Negara tersebut dianggap terdepan dalam melaksanakan Rapid test melalui berbagai cara termasuk 'drive thru'.
Ini beragam inovasi yang dilakukan Korea Selatan dalam penanganan Covid-19.
Berikut inovasi Korea Selatan dalam menangani virus Corona setelah tes 'drive thru', dari aplikasi hingga ancaman deportasi bagi pelancong.
Korea Selatan dianggap baik dalam melakukan penanganan pandemi virus Corona di negara mereka.
Korea Selatan telah menyatakan darurat virus Corona sejak bulan Februari lalu.
• Ingat Model Cilik Korea yang Viral Pose dengan Kursi Kondangan Wonogiri Misterius? Ini Kabarnya!
• Naik Drastis, Jumlah Kasus Virus Corona di Korea Selatan Lebih dari 3000 Pasien

Naiknya jumlah kasus virus Corona tersebut diduga berasal dari sebuah sekte di Korea Selatan yang dianggap 'sesat yang bernama Gereja Shincheonji.
Banyaknya anggota Shincheonji kini tertular, yang diduga dimulai dari perempuan 61 tahun yang mengalami demam pada 10 Februari lalu.
Wanita tersebut menolak untuk diperiksa dan malah berpergian ke tempat-tempat publik.
Setelah pasien semakin banyak, pemerintah langsung dengan cepat melakukan penanganan.
Setelah membuat inovasi dengan ‘drive-thru’ tes, sekarang negara tersebut mulai menjalani tes ‘walk-thru’ di Bandara Internasional Incheon.
Hal ini dilakukan karena angka positif virus corona di Amerika dan Eropa meningkat. Ditambah, Korea melaporkan 104 kasus baru di hari Kamis (26/3/2020). Angka infeksi pun naik menjadi 9.241.

Dari kasus baru itu, setidaknya 39 kasus baru berasal dari Warga Negara Asing (WNA). 25 diantaranya dari Eropa, 11 dari Amerika dan 3 lain dari Asia. 30 orang sempat terdeteksi di pelacakan di bandara.
Diketahui, sebanyak 2000 orang bisa dites virus corona yang terbagi dalam 16 booth di lima lokasi di dua terminal. Alat itu bisa mengetes satu orang setiap lima menit.
Karena fasilitas tersebut dipasang di udara terbuka, partikel pembawa virus seperti tetesan air liur tertiup angin, yang membuat proses pengujian lebih aman dan lebih cepat.