Virus Corona
Ada Keterlambatan, Puluhan Tenaga Medis di RSUP Kariadi Semarang Positif Covid-19, Ini Kronologinya
Sebanyak puluhan tenaga medis di RSUP Kariadi Semarang dinyatakan positif Covid-19.
Editor: Listusista Anggeng Rasmi
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Sebanyak puluhan tenaga medis di RSUP Kariadi Semarang dinyatakan positif Covid-19.
Hal itu begitu mengejutkan dan membuat khawatir khalayak.
Terlebih jumlahnya tak main-main yakni 46 orang.
Puluhan tenaga medis yang tertular virus corona
Direktur Utama RSUP Kariadi Semarang telah buka suara mengenai kejadian ini.
Lantas bagaimana hal ini bisa terjadi?
• VIRAL Pria Tampar Perawat di Semarang, Akui Khilaf Serta Emosi karena Anak Sakit Panas dan Batuk
• Tak Mau Jujur Pernah ke Luar Negeri, Pasien Positif Corona Buat 76 Petugas Medis Jalani Rapid Test

Direktur Utama RSUP Kariadi Semarang, Agus Suryanto membeberkan rentetan permasalahannya.
Kasus ini telah ditelusuri dan terungkap penyebabnya.
Tenaga medis tertular dari pasien Covid-19 yang saat itu ditangani di sejumlah lokus.
Agus Suryanto mengatakan lokus-lokus tersebut di antaranya di lokus dokter bedah saraf.
Menurutnya, pasien yang dirawat ketika itu mengalami keterlambatan identifikasi Covid-19 dan baru terdeteksi selepas pasien dioperasi.
• Deretan Fakta Puluhan Tenaga Medis RSUP Kariadi Semarang Positif Corona, Terungkap Kronologinya
"Kebetulan pasien bedah saraf yang pulang paksa dan ternyata orangtuanya secara pemeriksaan di tempat lain di daerah terjangkit itu positif, jadi identifikasi terlambat," kata Agus kepada awak media, Jumat (17/4/2020).
Lebih lanjut, Agus mengungkapkan, walaupun semua tenaga medis yang menangani pasien tersebut sudah melakukan isolasi secara mandiri namun belum berjalan baik sehingga terjadi tular menular di antara sejawatnya.
Selain itu, penularan juga terjadi di lokus dokter obstetri pada saat menangani pasien hamil yang hendak melahirkan.
Pasien tersebut sudah teridentifikasi Covid-19 dan dilakukan penanganan sesuai standar operasi pasien penderita Covid-19 dengan menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap.
"Seharusnya sudah tidak ada celah lagi untuk tertular.
Namun setelah kami teliti kemungkinan penularan terjadi pada saat pelepasan APD pascaoperasi.
Itu yang perlu ditingkatkan," katanya.