TRIBUNNEWSMAKER.COM - Beberapa hari terakhir, seorang wanita bernama Aselih Asmawi (62) sedang menjadi perhatian masyarakat luas.
Bagaimana tidak, kediamannya di kawasan Pulogadung, Jakarta Timur menjadi sasaran amuk sekelompok remaja.
Peristiwa itu bermula setelah anaknya melaporkan lewat Twitter soal shalat tarawih yang masih dilaksanakan di Masjid Al-Wastiyah.
Sang anak meminta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menindak kegiatan salat Tarawih yang digelar saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) berlangsung.
A mengaku memang ikut dalam shalat tarawih di masjid dekat rumahnya tersebut.
Kendati demikian, dia juga memaklumi tindakan sang anak.
• Fakta Kasus Perusakan Rumah karena Laporkan Salat Tarawih, Pengakuan Pelaku hingga Kapolsek Bungkam
• Ikut Aturan PSBB Selama Wabah Virus Corona, Verrell Bramasta Siapkan Buka Bersama dengan Video Call
• Sedang PSBB, 16 Pria Gay Malah Mandi Bareng di Pemandian Air Panas Bogor, Petugas Kaget Lihat Isi HP
"Saya enggak menyalahkan anak saya, karena sebelumnya dia sudah minta agar saya enggak shalat di Masjid dulu."
"Karena takut kena Corona, apalagi saya sudah tua," kata Aselih di Pulogadung, Jakarta Timur, Senin (27/4/2020) seperti dikutip dari TribunJakarta.
Sebagai warga DKI, Aselih sadar keputusan warga menggelar tarawih berjemaah bertentangan dengan PSBB yang berlaku.
Dia juga mengerti betul lansia sepertinya lebih rentan terjangkit Covid-19 karena daya tahan tubuh sudah menurun digerogoti umur.
• POPULER Penerapan PSBB di Bogor Masih Banyak Pelanggaran, Ridwan Kamil Ungkap Sanksinya
• Curhat Pilu Pengemudi Angkot Kena Imbas PSBB Kabupaten Bogor, Cuma Dapat Satu, Jadi Pulang
"Susah juga, sudah dibilang (diminta tidak shalat tarawih)."
"Tapi kesepakatan warga kalau Tarawih pada sehat enggak nih, akhirnya tarawih tapi tetap jaga jarak," ujarnya.
Aselih menuturkan tarawih yang digelar warga Kelurahan Jati di Masjid Al'Wastiyah sudah menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
Menurut dia, hanya ada tiga saf dalam shalat tarawih di Masjid Al'Wastiyah, warga yang sakit pun tak diperkenankan mengikuti kegiatan.
"Sekitar 100 orang lah yang ikut, tiga saf itu."
"Tapi yang boleh ikut yang sehat saja, kalau sakit enggak boleh."
"Cuma namanya anak tetap khawatir kan," tuturnya.
Aselih menyebut hubungannya dengan sang anak yang memfoto kegiatan tarawih di Masjid Al-Wastiyah kini baik-baik saja.
Hubungan keluarganya dengan warga setempat pun normal karena sebelum insiden terjadi masalah sudah selesai lebih dulu.
• Usul Hentikan Operasional KRL Selama PSBB ke Luhut, Anies Baswedan: Masih Menunggu Bantuan Sosial
• Hari Ini PSBB Bodebek Diberlakukan, Berikut Daftar Aturan, Usaha yang Dibolehkan Hingga Sanksinya
• Dokter Bingung Model 23 Tahun Ini Sudah 60 Hari Dirawat Karena Corona, Hasil Tes Masih Saja Positif
Nahas penyelesaian secara musyawarah yang dilakukan Aselih dengan pengurus RW dan DKM Masjid Al'Wastiyah tak diketahui para remaja.
"Tapi sekarang sudah kondusif, sudah mediasi lewat RW."
"Aparat-aparat juga sudah datang, sudah selesai."
"Mungkin kemarin salah persepsi mereka," lanjut Aselih.
Kronologi
Sekelompok remaja merusak rumah warga di RT 010, RW 03, Kelurahan Jati, Pulogadung, Jakarta Timur.
Aksi perusakan itu terekam video dan video itu kemudian viral di media sosial.
Dalam video itu terlihat sekelompok remaja mendorong-dorong pagar rumah seorang warga,
Sekelompok remaja itu juga melemparkan petasan ke arah rumah tersebut.
Camat Pulogadung Bambang Pangestu mengatakan, kejadian itu bermula pada Kamis (23/4/2020).
"Ia mengambil foto atau video tentang kegiatan pelaksanaan shalat tarawih, berdasarkan hasil CCTV masjid."
"Setelah dibuka CCTV masjid, terlihat hanya warga itu yang sedang mengambil foto atau video kegiatan shalat tarawih," kata Bambang kepada Kompas.com, Senin (27/4/2020).
Bambang menjelaskan, kegiatan shalat tarawih itu diadukan ke akun media sosial Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melalui akun media sosial anaknya.
Laporan itu diketahui sekelompok remaja lingkungan tersebut yang biasa membangunkan warga untuk sahur.
Para remaja itu marah dan kemudian melakukan perusakan rumah warga tersebut.
"(Sekelompok remaja) marah terhadap keluarganya, mereka membakar petasan, merusak pot tanaman, dan mendorong-dorong pagar rumah," ujar Bambang.
• Ikut Aturan PSBB Selama Wabah Virus Corona, Verrell Bramasta Siapkan Buka Bersama dengan Video Call
• Satu Suara dengan Anies, Sandiaga Uno Usul KRL Distop Jika Corona Terus Bertambah: Dahulukan Nyawa
• Minta Anies Baswedan Tutup Kantor yang Masih Beroperasi Saat PSBB, Kemenhub: Masih Buka Denda Saja
Damai
Setelah perusakan tersebut, baru pengurus RT, RW, LMK, tokoh agama, dan tokoh masyarakat setempat bereaksi.
Sabtu lalu, upaya damai dan mediasi dilakukan dengan melibatkan para remaja dan keluarga yang menjadi korban.
"Benar bahwa akun (media sosial) yang dipergunakan (lapor kegiatan shalat tarawih) memakai akun anaknya."
"Akun tersebut sudah dikunci dan (laporan) dihapus."
"Kumpulan anak remaja tersebut juga menginginkan dia meminta maaf kepada warga sekitar," ujar Bambang.
Kasus itu kini sudah berujung damai.
Sekelompok remaja itu diimbau agar tidak kembali melakukan tindakan anarkistis.
Apabila tindakan seperti itu kembali terulang maka pengurus RW setempat akan melaporkannya ke kepolisian.
Sementara itu, Bambang mengimbau kepada warganya agar tetap membatasi kegiatan keagamaan selama PSBB berlangsung.
Hal itu guna mencegah penyebaran Covid-19.
"Sudah kami imbau dari awal untuk tidak melakukan shalat tarawih."
"Nanti kami intensifkan, monitor lagi agar enggak ada kejadian seperti ini lagi," ujar Bambang.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Korban Perusakan Rumah: Anak Saya Laporkan Salat Tarawih karena Takut Saya Kena Corona.
BACA JUGA : di Tribunnews.com dengan judul Laporkan Kegiatan Salat Tarawih ke Anies Baswedan Via Twitter, Rumah Warga di Pulogadung Diamuk.