"Kami tidak mendapatkan keterangan secara gamblang dari keluarga pasien."
"Tidak mungkin kami tanyakan pada pasien, karena kondisi pasien sudah koma,” kata Andre.
• Di Tengah Pandemi Corona, Flu Burung Dikabarkan Kembali Muncul di Bondowoso Setelah Hilang 9 Tahun
• Mengamuk 2 Kali di Rumah Sakit Berbeda Hingga Pecahkan Kaca, Ini Alasan PDP Corona Samarinda Emosi
Keluarga pasien sempat kesal
Kepala Bidang Pelayanan Medis RS TNI Ciremai Tetri Yuniwati menyampaikan, saat ditanya tim medis, keluarga pasien menjawab bahwa pasien tidak memiliki riwayat perjalanan keluar kota.
Keluarga juga menyampaikan bahwa pasien tidak pernah kontak dengan orang dari luar kota.
“Sampai petugas kami menanyakan berulang-ulang, ini menyangkut kepentingan bersama."
"Bapak yang mengantar sampai berkacak pinggang, karena merasa marah,” kata Tetri.
Petugas medis memberikan pertanyaan secara rinci ini kepada keluarga pasien untuk mendapatkan riwayat pasien yang utuh.
Menurut Tetry, hal ini diperlukan untuk memberikan penanganan yang tepat.
Keterangan yang tidak jujur justru membahayakan para petugas medis dalam menangani pasien.
Kepada Tetry, pihak keluarga hanya mengatakan bahwa pasien memiliki riwayat kencing manis.
Saat tiba di rumah sakit pada 14 April 2020, berdasarkan diagnosa awal, pasien tidak sadarkan diri, sesak napas dan tensi yang tinggi.
Pada 15 April 2020, pasien dinyatakan meninggal dunia.
Tim medis langsung memakamkan pasien tersebut sesuai protokol Covid-19. (TribunNewsmaker/ *)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Keluarga Pasien Tidak Jujur, 21 Tenaga Medis di Cirebon Diisolasi" dan "Keluarga Pasien Positif Corona Tak Jujur, 53 Tenaga Medis RSUP Sardjito Yogya Diisolasi".
BACA JUGA : di Tribunnews.com dengan judul LAGI, Keluarga Pasien Positif Covid-19 Tak Jujur, 53 Tenaga Medis RSUP di Yogyakarta Diisolasi.