Virus Corona

LAGI, Keluarga Pasien Positif Corona Tak Jujur, 53 Tenaga Medis RSUP di Yogyakarta Diisolasi

Editor: Irsan Yamananda
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Peristiwa keluarga pasien positif corona yang berbohong pada petugas medis kembali terulang.

Kali ini, peristiwa tersebut terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Akibatnya, sekitar 53 tenaga medis di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta harus menjalani tes swab.

Kejadian ini dibenarkan oleh Kepala Bagian Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito Yogyakarta Banu Hermawan.

"Iya benar, keluarganya yang tidak jujur," ujar Banu Hermawan, Kamis (30/4/2020) seperti dikutip dari Kompas.com.

Banu kemudian menceritakan kronologi peristiwa tersebut.

Kembali Terjadi, 53 Tenaga Medis di RSUD Sardjito Yogyakarta Harus Karantina karena Pasien Tak Jujur

Sempat Marah & Berkacak Pinggang, Keluarga Ini Ketahuan Bohong, 21 Tenaga Medis di Cirebon Diisolasi

Pasien Berbohong Dokter Jadi Korban, Sang Anak Geram: Jangan Sampai Kematian Ayah Saya Sia-sia!

Ilustrasi virus corona. (pixabay.com)

Awalnya ada pasien dengan penyakit kanker yang dirawat di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta.

"Sebelum masuk, pasien ini kita rapid test dulu."

"Hasil rapid test pertama nonreaktif," bebernya.

Karena hasilnya nonreaktif, pasien ini dilakukan perawatan sebagai pasien non-orang dalam pemantauan (ODP) ataupun non-pasien dalam pengawasan (PDP).

Pasien Berbohong Dokter Jadi Korban, Sang Anak Geram: Jangan Sampai Kematian Ayah Saya Sia-sia!

Doakan Tenaga Medis Terinfeksi Corona, Pelaku Kini Terancam 6 Tahun Penjara, Sempat Bohong ke Polisi

Saat berada di rumah sakit, pasien ini ditunggu oleh suaminya.

Namun, beberapa hari, mendadak suaminya tidak terlihat menunggu di rumah sakit.

"Perawat kemudian bertanya kepada anaknya yang menunggu."

"Bapakmu di mana?"

"Biasanya bapakmu yang menunggu," tuturnya.

Dijawab bahwa bapaknya dirawat di RSUD Sleman.

Dari hasil rapid test dan swab, bapaknya dinyatakan positif Covid-19.

Mendapat informasi tersebut, RSUP Dr Sardjito lantas melakukan rapid test kedua terhadap pasien tersebut.

Hasil rapid test ternyata reaktif.

Fairuz A Rafiq Beri Komentar Terkait Vonis Kasus Ikan Asin, Ucap Syukur & Singgung Soal Kebohongan

2 Pegawai Sampoerna Positif Corona & Meninggal, Sterilkah Rokok Mereka? Ini Klarifikasi Sampoerna

VIRAL Video Pasien Positif Corona Tak Mau Diisolasi, Mengaku Sehat & Sempat Salat Tarawih di Masjid

"Kita juga cepat lakukan tes swab, ternyata hasilnya positif."

"Langsung pasien kita bawa ke bangsal isolasi untuk penanganan Covid-19," jelasnya.

Dari informasi, diketahui suami pasien tersebut pernah kontak dengan positif Covid-19.

"Ternyata diinfokan bapaknya pernah satu mobil dengan pasien positif yang meninggal," urainya.

RSUP Dr Sardjito lantas melakukan tracing terhadap tenaga medis yang melakukan kontak dengan pasien tersebut.

Jumlahnya sekitar 53 tenaga medis.

Para tenaga medis ini juga diminta untuk isolasi mandiri sampai hasil tes swab keluar.

"Tenaga medis yang awalnya menangani pasien ini itu dari penyakit dalam."

"Jumlahnya 53 tenaga medis, tapi itu masih bisa berkembang nanti," urainya.

Sebanyak 53 tenaga medis ini lantas dilakukan tes swab.

Pasien Positif Corona Bohong, Akui Tak Pernah ke Luar Negeri, Kini 76 Pegawai RSUD Purwodadi Dites

Fairuz A Rafiq Beri Komentar Terkait Vonis Kasus Ikan Asin, Ucap Syukur & Singgung Soal Kebohongan

POPULER Fairuz A Rafiq Komentar Terkait Vonis Kasus Ikan Asin, Bersyukur & Singgung Soal Kebohongan

Tes swab dilakukan dua hari.

"Nah, untuk memutus mata rantai dilakukan tes swab, Senin dan Selasa kemarin."

"Hasilnya nanti saya rilis," ujarnya. (TribunNewsmaker/ *)

Keluarga Pasien Tak Jujur & Kesal Saat Ditanya Riwayat Perjalanan, 21 Petugas di Cirebon Diisolasi

Peristiwa serupa juga terjadi di Rumah Sakit TNI Ciremai Cirebon, Jawa Barat.

Akibatnya, terpaksa menjalani proses isolasi mandiri.

Hal itu disampaikan Kepala Rumah Sakit TNI Ciremai Cirebon Letkol CKM Andre Novan kepada wartawan di Kantor Public Safety Center, Kota Cirebon, Senin (20/4/2020).

Menurutnya, rumah sakit harus mengisolasi 21 tenaga medis tersebut sesuai  prosedur yang berlaku.

Ia menambahkan, puluhan tenaga medis yang diisolasi terdiri dari 18 orang perawat IGD dan ICU, 1 dokter IGD, 1 dokter ICU dan 1 dokter spesialis saraf.

Peristiwa bermula saat puluhan tenaga tersebut menangani seorang pasien yang dalam kondisi tidak sadar.

• Setelah Corona dan Covid, Bayi di India Diberi Nama Sanitiser karena Lahir Saat Pandemi

• Jadi Salah Satu Aktor Hollywood yang Positif Virus Corona, Tom Hanks Ceritakan Pengalamannya

• Gara-gara Corona, 40 Negara Gugat China di Pengadilan AS, PBB Juga Didesak Segera Bertindak

Kepala Rumah Sakit TNI Ciremai Cirebon, Letkol CKM Dr Andre Novan menyampaikan sebanyak 21 tenaga medis RS TNI Ciremai menjalani isolasi mandiri, Senin (20/4/2020). Ini dilakukan karena keluarga pasien tidak jujur riwayat pasien yang dirawat pernah kontak dengan pasien PDP Covid-19 dan meninggal dunia. (KOMPAS.COM/ MUHAMAD SYAHRI ROMDHON)

“Awalnya kami tidak tahu bahwa pasien tersebut pernah kontak dengan keluarganya yang PDP positif dan meninggal dunia."

"Karena kami tanya keluarga pasien, tapi terus menyangkal,” kata Andre seperti dikutip dari Kompas.com.

Sejak awal, lanjutnya, pihak Rumah Sakit TNI Ciremai sudah meminta keterangan lengkap terkait riwayat perjalanan pasien kepada keluarganya.

Namun, keluarga pasien terus menyangkal dan tidak memberikan keterangan secara lengkap.

Padahal, pasien tersebut pernah kontak dengan pasien positif Covid-19 yang saat ini sudah meninggal dunia.

“Keluarga pasien tidak jujur."

"Kita mengikuti protokol yang ditetapkan pemerintah."

"Kami tidak mendapatkan keterangan secara gamblang dari keluarga pasien."

"Tidak mungkin kami tanyakan pada pasien, karena kondisi pasien sudah koma,” kata Andre.

• Di Tengah Pandemi Corona, Flu Burung Dikabarkan Kembali Muncul di Bondowoso Setelah Hilang 9 Tahun

• Mengamuk 2 Kali di Rumah Sakit Berbeda Hingga Pecahkan Kaca, Ini Alasan PDP Corona Samarinda Emosi

Keluarga pasien sempat kesal

Kepala Bidang Pelayanan Medis RS TNI Ciremai Tetri Yuniwati menyampaikan, saat ditanya tim medis, keluarga pasien menjawab bahwa pasien tidak memiliki riwayat perjalanan keluar kota.

Keluarga juga menyampaikan bahwa pasien tidak pernah kontak dengan orang dari luar kota.

“Sampai petugas kami menanyakan berulang-ulang, ini menyangkut kepentingan bersama."

"Bapak yang mengantar sampai berkacak pinggang, karena merasa marah,” kata Tetri.

Petugas medis memberikan pertanyaan secara rinci ini kepada keluarga pasien untuk mendapatkan riwayat pasien yang utuh.

Menurut Tetry, hal ini diperlukan untuk memberikan penanganan yang tepat.

Keterangan yang tidak jujur justru membahayakan para petugas medis dalam menangani pasien.

Kepada Tetry, pihak keluarga hanya mengatakan bahwa pasien memiliki riwayat kencing manis.

Saat tiba di rumah sakit pada 14 April 2020, berdasarkan diagnosa awal, pasien tidak sadarkan diri, sesak napas dan tensi yang tinggi.

Pada 15 April 2020, pasien dinyatakan meninggal dunia.

Tim medis langsung memakamkan pasien tersebut sesuai protokol Covid-19. (TribunNewsmaker/ *)

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Keluarga Pasien Tidak Jujur, 21 Tenaga Medis di Cirebon Diisolasi" dan "Keluarga Pasien Positif Corona Tak Jujur, 53 Tenaga Medis RSUP Sardjito Yogya Diisolasi".

BACA JUGA : di Tribunnews.com dengan judul LAGI, Keluarga Pasien Positif Covid-19 Tak Jujur, 53 Tenaga Medis RSUP di Yogyakarta Diisolasi.