Dua Penyerangnya Divonis 'Ringan', Novel Baswedan: Indonesia Bahaya Bagi Orang yang Berantas Korupsi

Editor: Talitha Desena
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Novel Baswedan

Kasus yang dialami Ameneh memicu amarah global.

Media Iran berfokus pada upaya Ameneh dalam menuntut keadilan yang luar biasa, yang mencakup setiap putaran dan perubahan dalam kasusnya yang menyakitkan.

Namun, 10 tahun berlalu, penyerangnya telah dibebaskan dari penjara dan semakin banyak kasus wanita di Iran menjadi sasaran serangan air keras seperti yang dialami Ameneh.

Pasca penyerangan

Setelah penyerangan terjadi, Majid menyerah kepada pihak kepolisian.

Hakim yang memimpin kasus ini bermaksud menjatuhkan hukuman mati, namun Ameneh menginginkan Qisas (hukum balasan dalam syariat Islam).

An eye for an eye.

Wanita Iran Disiram Air Keras, Pilih Maafkan Pelaku (Photo by LLUIS GENE / AFP via Kompas.com)

"Memberi hal serupa padanya seperti apa yang dia beri pada saya," terang Ameneh kepada Pengadilan.

Mata Majid dibutakan satu berdasarkan vonis, meski Ameneh menginginkan kedua mata pria itu juga dibutakan seperti dirinya.

Ameneh berusaha memperjuangkan Qisas yang setimpal itu namun rupanya memicu amarah dalam negeri terutama dari pihak aktivis perlindungan HAM.

Meski begitu Ameneh dan keluarganya akhirnya diizinkan meneteskan cairan keras ke mata Majid yang satunya namun hal itu jadi menghebohkan dunia dan hukuman itu ditunda.

Pada Juli 2011, Ameneh dan keluarganya pergi ke rumah sakit Pengadilan Teheran di mana Majid dijadwalkan akan dibuat tidak sadar sebelum diteteskan cairan keras ke matanya.

"Dia terus memaki saya ketika mereka menyiapkannya di tempat tidur," katanya.

"Tidak ada kata penyesalan, tidak ada yang menunjukkan bahwa dia menyesal."

Karena buta, Ameneh tidak bisa melakukan hukuman itu dengan tangannya sendiri, tetapi adik laki-lakinya setuju untuk melakukannya.

Halaman
1234