2. Belasan ribu orang mengungsi
Dari data sementara tersebut juga disampaikan terdapat 16.000 orang mengungsi.
Kemudian, ada 10 titik pengungsian di antaranya Desa Kota Tinggi, Desa Lombong, Desa Kayu Angin, Desa Petabean, Desa Deking, Desa Mekata, Desa Kabiraan, Desa Lakkading, Desa Lembang, Desa Limbua.
Desa itu tersebar di di Kecamatan Ulumanda, Kecamatan Malunda, dan Kecamatan Sendana.
Baca juga: Ya Allah Saya Sudah Rasakan Kekuatanmu Jerit Korban Gempa Majene, Wajah Sembab Pengungsi Memilukan
Baca juga: Dua Orang Korban Gempa Majene Sulbar Terjebak di Reruntuhan Gedung, Masih Bersuara dari Dalam
3. Dua kali gempa kuat
Sebagai informasi, pertama kali wilayah Majene diguncang gempa bumi tektonik berkekuatan magnitudo M 5,9 pada pukul 13.35 WIB, Kamis (14/1/2021).
Episenter gempa pertama ini terjadi di koordinat 2,99 LS dan 118,89 BT, atau lokasi tepatnya berada di darat pada jarak 4 kilometer arah Barat Laut Majene, Sulawesi Barat dengan kedalaman 10 kilometer.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, gempa pertama ini adalah gempa pendahuluan atau forsehcok.
Sementara itu, gempa kedua terjadi dini hari tadi pada pukul 01.28 WIB, Jumat (15/1/2021) dengan magnitudo M 6,2.
Gempa kedua saat ini dianggap sebagai gempa utama (mainshock) ini memiliki episenter yang tidak begitu jauh daripada gempa pertama.
Episenter gempa berada di titik koordinat 2,98 LS dan 118,94 BT, tepatnya berlokasi di darat pada jarak 6 kilometer arah Timur Laut Majene, Sulawesi Barat dengan kedalaman 10 kilometer.
4. Dipicu sesar aktif
Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan dua gempa besar yang terjadi di Majene dari kemarin merupakan gempa kerak dangkal atau shallow crustal eartquake, akibat sesar aktif.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, baik gempa signifikan pertama dan kedua yang terjadi merupakan jenis gempa kerak dangkal akibat aktivitas sesar aktif Mamuju-Majene Thrust," kata dia.
Hal ini terbukti dengan hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan naik atau thrust fault.