2. Bulan Purnama Perige (Bulan Super/Supermoon) 27 April
Puncak purnama kali ini akan terjadi pada pukul 10.31.29 WIB/11.31.29 WITA/ 12.31.29 WIT dengan jarak geosentris 357.616 km, berdiameter sudut 33,41 menit busur dan terletak di konstelasi Libra.
Sedangkan perige Bulan terjadi pada pukul 22.29.48 WIB/ 23.29.48 WITA/ 28 April 00.29.48 WIT dengan jarak geosentrik 357.378 km, berdiameter sudut 33,43 menit busur dan terletak di konstelasi Libra.
Sehingga, purnama ini dinamakan juga Bulan Super (Supermoon) karena jaraknya cukup berdekatan dengan titik perige.
Dikutip lapan.go.id, bulan purnama perige kali ini adalah seri pertama dari dua seri di tahun 2021, seri berikutnya terjadi pada 26 Mei 2021 bertepatan dengan Gerhana Bulan Total yang dapat disaksikan juga di Indonesia.
Bulan purnama perige baru dapat diamati pada arah Timur-Menenggara setelah terbenam Matahari hingga Barat-Barat Daya keesokan harinya setelah terbit Matahari.
3. Gerhana Bulan Total 26 Mei 2021
Gerhana Bulan Total terjadi karena posisi Bulan berada dekat dengan Bumi (Peridee), maka Bulan akan terlihat lebih besar dari fase-fase purnama biasa, sehingga disebut dengan Super Moon.
Fenomena Gerhana Bulan Total terjadi pada 26 Mei 2021.
Fenomena gerhana ini hanya terjadi saat fase bulan penuh dan mengalami Gerhana Bulan Total (GBT) ketika Bumi bergerak di antara Bulan dan Matahari yang ketiganya berada pada posisi garis lurus.
Proses berlangsungnya Supermoon terjadi selama 3 jam 8 menit 12 detik.
Sementara, durasi total Supermoon berlangsung dalam 18 menit 28 detik.
4. Puncak Hujan Meteor Arietid 7 Juni
Hujan Meteor Arietid adalah hujan meteor yang titik radian (awal kemunculan meteor) terletak di konstelasi Aries tepatnya dekat bintang Botein (Delta Arietis).
Hujan meteor ini merupakan satu-satunya hujan meteor yang dapat disaksikan ketika siang hari.