Aktif sejak 14 Mei silam hingga 24 Juni mendatang.
Puncaknya terjadi pada tanggal 7 Juni dengan intensitas 50 meteor per jam ketika di zenit, sehingga untuk wilayah Indonesia intensitasnya berkurang menjadi 19-20 meteor per jam.
Dapat disaksikan dari arah Timur - Timur Laut sebelum fajar astronomis, berkulminasi di arah Utara pada pukul 10.00 waktu setempat dan terbenam di arah Barat -Barat Laut pada pukul 16.00 waktu setempat.
Hujan meteor ini diduga berasal dari sisa debu asteroid Icarus dan komet periodik 964/Machloz meskipun sumber utamanya tidak dapat diketahui dengan pasti.
5. Matahari di Atas ka'bah Kedua Kali
Fenomena ini disebut juga Istiwa'ul A'zham (Great Culmination).
Fenomena ini terjadi ketika deklinasi Matahari bernilai sama dengan lintang geografis Ka'bah, sehingga ketika tengah hari, Matahari tepat berada di atas Ka'bah.
Dapat juga digunakan untuk mengecek arah kiblat di Indonesia kecuali sebagain Provinsi Maluku Tengah, Kabupaten Seram Bagian Timur, Kabupaten Kep.Tanimbar, Kabupaten Kep.Kei, Kota Tual, Kabupaten Maluku Barat Daya kecuali Pulau Wetar dan Kabupaten Kep.Aru.
Selain itu ditambah dengan Provinsi Papua Barat serta Provinsi Papua.
Puncak fenomena ini terjadi pada pukul 16.26.42 WIB/ 17.26.42 WITA/ 18.26.42 WIT.
6. Puncak Hujan Meteor Perseid 12-13 Agustus
Hujan Meteor Perseid aktif sejak tanggal 17 Juli hingga 24 Agustus dan puncaknya terjadi pada tanggal 12-13 Agustus 2020.
Hujan meteor ini dinamai berdasarkan titik radian (titik asal munculnya hujan meteor) yang terletak di konstelasi Perseus,
Hujan meteor ini berasal dari sisa-sisa debu komet 109P/Swift-Tuttle.
Hujan meteor ini dapat disaksikan dari arah Utara - Barat Laut hingga Utara mulai tengah malam waktu setempat hingga 20 menit sebelum Matahari terbit.