Vaksin Booster Covid-19 saat Ramadhan Apakah Membatalkan Puasa? Simak Penjelasan MUI & Kemenkes

Editor: galuh palupi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI masyarakat Kota Balikpapan mendapatkan vaksinasi booster di Gedung DOME Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur. Kemenkes memutuskan sebanyak 2,4 juta penerima vaksin Covid-19 dosis pertama harus mengulangi vaksinasi.

Lebaran tahun ini, masyarakat boleh melaksanakan mudik asal sudah divaksinasi dosis lengkap hingga vaksin booster.

Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo dalam konferensi persnya, Rabu (23/3/2022).

"Bagi masyarakat yang ingin melakukan mudik Lebaran juga dipersilakan, juga diperbolehkan dengan syarat sudah mendapatkan dua kali vaksin dan satu kali booster serta tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat,” ucap Jokowi, dikutip dari tayangan YouTube Sekretariat Presiden.

Lantas apa alasan vaksinasi dosis lengkap hingga booster jadi syarat mudik?

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan vaksinasi diwajibkan karena mengingat potensi dampak penularan bagi kelompok lansia yang akan dikunjungi kerabat saat Lebaran.

Vaksinasi ini akan meminimalisir dampak penularan Covid-19.

"Kalau vaksinasi tidak lengkap, dampaknya negatif terutama pada orang tua. Orang tua ini saat Lebaran sasaran kunjungan anak-anaknya."

Kendati demikian, masyarakat yang baru vaksin sekali atau belum vaksin booster tetap diperbolehkan mudik dengan syarat wajib tes Covid-19.

Warga yang baru vaksin sekali harus melampirkan bukti negatif tes Covid-19 PCR.

Sementara, yang belum vaksin booster, wajib melampirkan bukti negatif tes Covid-19 antigen.

Budi pun mengingatkan resiko kematian tinggi Covid-19 pada kelompok lansia dan orang yang belum vaksinasi dua dosis.

Ia pun mencontohkan situasi Covid-19 di negara Hong Kong.

Penyintas Covid-1-9 dengan gejala ringan boleh terima vaksin 1 bulan setelah sembuh (freepik.com, Pixabay)

"Lansia mereka (warga Hong Kong) itu vaksinasi dua dosisnya rendah sekali."

"Data rumah sakit di Hong Kong, yang kematiannya tinggi, 90 persen adalah orang tidak lengkap vaksinasi."

"Sesudah kita lihat, ternyata kematian terjadi di orang tua, dan tidak lengkap vaksinasi. Dua indikasi tersebut menjadi kunci kritis," tutur Budi.

Halaman
1234