Disitu kembali diulangi kronologi yang sama," ujar Reza.
"Jadi kamu berhadapan dengan semua petinggi itu, jenderal-jendral itu berkali-kali ya di malam itu," kata Irma Hutabarat.
Reza yang saat itu pikirannya masih kalut sempat diberi pertanyaan oleh Brigjen Benny Ali jika seandainya dia yang seperti berada di posisi Bharada E.
Kata Benny Ali, bisa saja tindakan yang dilakukan Reza jauh melebihi apa yahg dilakukan Bharada E.
Diketahui, dalam versi pertama kasus ini mencuat, Brigadir J tewas ditembak Bharada E usai ketahuan melecehkan Putri Candrawathi.
"Kalau abang lakukan pelecehan itu ga mungkin," kata Reza dalam hatinya menanggapi kronologi awal kematian Brigadir J.
"Dari kecil kami deket," lanjutnya.
Baca juga: Keluarga Brigadir J Ngaku Ditelepon Sosok Misterius, Nomor Tak Bisa Dicek: Jangan Berbicara ke Media
Namun sebagai bawahan dan dalam kondisi berduka, saat itu Reza hanya mengatakan siap jenderal.
Setelahnya, Reza kembali dibawa ke ruangan yang pertama dimana dia diberitahui bahwa Brigadir J tewas.
Beberapa waktu kemudian barulah Reza diajak ke Rumah Sakit Polri untuk menunggu proses autopsi Brigadir J.
Di RS Polri, Reza kembali dipesankan untuk menenangkan keluarganya.
"Jadi semua petinggi itu mengatakan hal yang sama supaya kau menenangkan keluarga
Jadi dikondisikannya itu sudah dari jam 8 (saat di Gedung Divpropam itu ya)," kata Irma Hutabarat.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Reza Diizinkan Dokter untuk Pakaikan Baju ke Jasad Brigadir J, Tapi Sosok Kombes Justru Melarang