Bharada E yang diperintahkan menembak mendiang Brigadir J, harus tunduk kepada skenario yang dibuat Ferdy Sambo.
"Pertama, waktu skenario itu si Richard masih dijaga sama Ferdy Sambo. Kemudian waktu menghadap bapak Kapolri, Richard masuk ke dalam, tetapi di luarnya ada Ferdy Sambo. Dari depan itu dia ( Bharada E) sudah diintimidasi," jelas Ronny Talapessy.
Saat itu Ferdy Sambo memerintahkan Bharada E agar berbicara seperti skenario yang telah ia susun sedemikian rupa.
Bahkan karena saking, Bharada E sempat menghubungi keluarganya dan kekasihnya, bahwasanya agar mereka merelakan Bharada E jika terjadi apa-apa.
"Kalau terjadi apa-apa dengan saya, sudah ikhlaskan saya, tidak usah mencari lagi. Saya minta keluarga hati-hati dan baik-baik," sebut Ronny Talapessy menirukan ucapan Bharada E.
Bukan cuma mendapat tekanan dari Ferdy Sambo, Bharada E juga mengaku mendapat tekanan batin karena setiap malam ia bermimpi didatangi mendiang Brigadir J.
"Didatangi, dimimpiin, dia selalu melihat almarhum Yosua," ungkap Ronny Talapessy.
Perasaan bersalah pun berkecamuk di hati Bharada E, karena telah menghabisi teman dan seniornya itu.
Walaupun Bhadara E masih bungkam di awal, namun rasa bersalahnya kepada mendiang Brigadir J membuatnya berani berkata jujur.
Sehingga saat keberadaan Bharada E dipisahkan dari Ferdy Sambo, barulah ia berani berkata jujur yang sebenarnya.
Bharada E Sebut Banyak Kebohongan Dibuat Susi
Susi, ART Ferdy Sambo membuat kesaksian di persidangan dengan terdakwa Richard Eliezer Pudihang Lumiu atau Bharada E atas pembunuhan Brigadir J alias Nofriansyah Yosua Hutabarat.
Kesaksikan Susi ART Ferdy Sambo disebut tak sesuai dengan pernyataannya ketika BAP dan dituduh berbohong oleh Majelis Hakim.
Majelis Hakim memperingatkan Susi mengenai pidana bila membuat pernyataan palsu di persidangan kasus pembunuhan Brigadir J.
Bharada E menanggapi soal kesaksian Susi ART Ferdy Sambo dalam sidang pada Senin (31/10/2022) di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan.