Rumahnya yang sederhana menjadi saksi. Sa'adah terus meneguhkan hati mampu menabung mengumpulkan uang, sedikit demi sedikit, untuk menginjakan kaki di tanah suci.
Akhirnya, Sa'adah memutuskan mulai melayani pijat keluar rumah, yakni memenuhi panggilan pelanggan ke rumah-rumahnya yang tersebar Kota Cirebon.
Sa'adah yang tidak bisa menggunakan HP, dan juga sepeda motor, membuat dirinya tak bisa lepas dari bantuan pengawalan anaknya.
“Sudah lama dari sekitar saat usia 40-an. Awalnya di rumah dulu, baru ke rumah tetangga dekat, terus makin banyak yang panggil. Kadang ditelepon, ya saya cuman bisa angkat telepon enggak bisa balas, enggak bisa. Setelah itu, diantar sama anak, enggak bisa naik motor juga,” kata Saadah saat ditemui Kompas.com, Minggu (28/5/2023).
Baca juga: INNALILLAHI! Ingin Selamatkan Cucunya dari Kebakaran, Lansia di Duren Sawit Malah Tewas Terpanggang
Sa’adah dan anak-anaknya saling bantu. Pasalnya, pria yang mendampinginya telah pisah beberapa tahun setelah pernikahan.
Meski demikian, hal itu tidak menyurutkan semangat Sa'adah untuk terus bekerja sebagai tukang pijat, justru membuatnya kian termotivasi. Bersama lima orang anaknya Sa'adah mengejar cita-cita menjadi jemaah haji.
Sa’adah mengaku upah hasil memijat yang dia terima tidaklah pasti. Meski telah bertahun-tahun menjadi kurang pijat, dia tidak pernah menentukan tarif.
Dia menerima apa yang orang bayar, uang tersebut dia gunakan untuk kebutuhan sehari-hari, dan kemudian ditabungkan untuk pergi haji.
“Saya sudah niatin, ada jalannya, dan terasa gampang. Nabungnya juga tidak banyak, segitulah, kadang Rp 100.000, kadang Rp 200.000, kalau lagi ramai bisa nabung sejuta, tergantung dapatnya, ga tentu,” tambah Sa’adah.
Akhirnya, pada 2012, Sa'adah memutuskan menabungkan sisa uang pijat untuk daftar demi mendapatkan kursi haji.
Sa'adah sebelumnya, dijanjikan berangkat haji pada 2022, tapi gagal. Tahun ini, Sa'adah masuk dalam daftar cadangan.
Belakangan Sa'adah tiba-tiba mendapatkan kabar bisa berangkat tahun ini, apabila mampu melunasi kenaikan biaya haji.
Pasalnya, sebagian jemaah, memutuskan tunda bayar karena tidak mampu melunasi.
Dengan rasa yang sangat bahagia dan penuh semangat, Sa'adah mengumpulkan uang tabungan dalam celengan, untuk melunasi sekitar Rp 27 juta lagi.
Tak disangka, uangnya telah cukup dan mampu mengantarkannya terbang ke tanah suci.