"Semenjak sakit (obesitas) susah tidur, baru bisa tidur jam 02.00 WIB, jam 03.00 WIB. Kalau enggak bisa tidur paling main handphone saja. Maunya bisa sembuh," ujar Juwanto.
Sebelum beratnya lebih dari 200 kilogram, pihak keluarga sebenarnya sudah berupaya membawa Juwanto ke sejumlah fasilitas kesehatan.
Di sejumlah fasilitas kesehatan, ia telah mendapat penanganan medis.
Sudah tiga rumah sakit di wilayah Jakarta Timur didatangi, tapi karena tidak membuahkan hasil.
Kini pihak keluarga terbebani dengan biaya akomodasi pengobatan pun terpaksa terhenti.
Keterbatasan ekonomi pihak keluarga dan penyakit obesitas diderita juga membuat Juwanto terpaksa putus sekolah.
Hal ini juga diperburuk dengan minimnya perhatian pemerintah.
"Sebelum-sebelumnya orang Puskesmas dan Kelurahan datang, tapi kontrol kondisi saja." tutur Nenek Juwanto, Lina (54).
"Kita mau bawa ke rumah sakit juga bagaimana, enggak ada biaya," pungkasnya.
JERIT TANGIS Fajri, Pria Obesitas yang Tak Ingin Repotkan Tetangga: Jenazah Dikatrol di Liang Lahat
SOSOK pria obesitas berusia 26 tahun asal Tangerang, Banten bernama Muhammad Fajri dikabarkan meninggal dunia di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta Pusat, Kamis (22/6/2023) dini hari.
Diketahui, Fajri yang berbobot 300 kg tersebut sempat mengalami gangguan organ dalam.
Sosoknya sempat viral karena harus dievakuasi dari rumahnya di Pedurenan, Karang Tengah, Ciledug, Kota Tangerang dengan menggunakan alat berat pada Rabu (7/6/2023).
Rencananya, jenazah akan diangkut menggunakan mobil ambulans berukuran jumbo.
Jenazah dimasukkan ke liang lahat dengan cara dikatrol.