Saya sedang mencari apartemen dan saya berbicara dengan seorang pengacara sehari setelah dia membahas masalah tes DNA ini," ujar wanita ini.
"Kami akan mendapatkan hasilnya dalam dua hari. Aku tidak sabar menunggu.
Dia juga akan mendapatkan surat cerai dengan itu.
Aku tahu pasti dia tidak akan melihatnya datang.
Aku mencoba yang terbaik untuk membuat ini semua semuanya berjalan baik dan kelola hubunganku," ujarnya.
Meskipun hasil yang diperoleh mengkonfirmasi fakta bahwa anak tersebut adalah anak suaminya, kerugian telah terjadi.
Sang istri berkata bahwa walaupun dia tahu perceraian bisa jadi berat bagi anak-anak, dia berpikir bahwa hidup dengan dua orang tua yang saling membenci lebih sulit.
Dia juga menjelaskan bahwa dia telah kehilangan rasa hormat terhadap suaminya, karena dia tidak merasa didukung oleh suaminya.
Setelah menulis curhatannya, wanita tersebut membagikan kabar terbaru.
Ia memberi tahu suaminya, ia telah berbicara dengan pengacara dan mengajukan gugatan cerai.
Pasangan itu mengalami pertengkaran karena suami tidak mengerti mengapa istrinya begitu kesal dan mengira ia bereaksi berlebihan.
Yang memperburuk situasi, ibunya mengatakan dia tidak akan meminta maaf karena memiliki kecurigaan.
"Saya pergi malam itu karena saya tidak ingin mendapatkan permintaan maaf.
Mertua menegaskan tidak apa-apa baginya untuk ikut campur.
Hal itulah yang menjadi alasan mengapa saya ingin bercerai," tulisnya.
Sang suami mencoba memberi saran agar mereka rujuk, seperti konseling pasangan.
"Orang-orang mengatakan bahwa saya bereaksi berlebihan di postingan terakhir saya membuat saya bertanya pada diri sendiri, apakah saya benar-benar ingin bercerai atau hanya gila?
Saya ingin bercerai pada saat itu; sepertinya itu satu-satunya solusi.
Tapi jika konseling bisa membantu kita, Saya bisa mencoba menyelesaikan masalah ini.
Saya harap ini keputusan yang baik.
Jika tidak, saya tidak terjebak. Saya akan membawa anak saya dan pergi," kata sang istri.
Orang-orang dengan cepat menyatakan bahwa menurut mereka konseling tidak akan mengubah perilaku suami dan perceraian adalah satu-satunya jawaban.
(TribunNewsmaker/Talitha/Listusista)