TRIBUNNEWSMAKER.COM - Tak setuju dengan niat ambisi Gibran Rakabuming Raka menjadi cawapres, sejumlah warga adat di Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar ritual doa dan menari-nari.
Aksi ritual adat tersebut digelar oleh warga di depan patung Presiden Jokowi di Puncak Bukit Sunu, Kecamatan Amanatun Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan.
Momen simbol penolakan tersebut berlangsung pada Sabtu, (21/10/2023).
Tak sedikit warga adat di NTT yang menyetujui niatan Gibran Rakabuming Raka menjadi pendamping Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
"Jangan sampai, dengan pencalonan Gibran, merusak nama baik Pak Jokowi, jangan sampai merusakkan ketokohan beliau," ungkapnya.
Mereka berharap Gibran Rakabuming Raka bisa tumbuh dan matang secara alami.
Warga di NTT ingin nama baik Jokowi di akhir masa jabatannya tidak rusak.
Dalam momen ini, warga berduyun ke Bukit Sunu, untuk menyampaikan doa dan harapan di depan patung Presiden Jokowi setinggi 3,5 Meter dan berat 700 kilogram.
Baca juga: DIRESTUI? Isyarat Acungan Jempol Iriana saat Ditanya Soal Gibran Cawapres, Jokowi: Ortu Mendoakan!
Patung itu diarak bersama masyarakat sejauh 2,5 kilometer menuju puncak dengan ketinggian 1.074 meter di atas permukaan laut pada 10 November 2021 lalu.
Saat itu, ribuan orang menarik patung dari kaki bukit hingga melewati bibir jurang. Patung tersebut merupakan penghargaan warga setempat untuk Jokowi.
Di padang di atas Gunung Sunu, puluhan warga menggelar tarian bonet mengitari patung Jokowi.
Tarian melingkar dengan gerak ritmis itu merupakan tanda kebersamaan yang tak boleh putus.
Bagi warga Desa Sunu, Jokowi adalah salah seorang Presiden yang menyentuh kehidupan mereka secara nyata.
Di saat yang sama mereka merasa prihatin dengan kondisi terakhir yang membuat mereka sangat resah dan prihatin.
Baca juga: DITUGASI Jadi Jurkam Ganjar, Malah Jadi Cawapres Prabowo, Apa Sudah Seizin Megawati? Ini Kata Gibran
Ritual mendoakan Jokowi