Lebaran 2024

Sejarah Munculnya Lebaran Ketupat, Dirayakan 7 Hari setelah Idul Fitri, Dikenalkan Sunan Kalijaga

Editor: Sinta Manila
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Makna lebaran ketupat

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Pada beberapa daerah di Indonesia, Idul Fitri atau lebaran tak hanya selesai selepas puasa saja.

Ada nama lebaran ketupat yang mana dirayakan 7 hari setelah hari H Idul Fitri, perayaan ini sangat khas dengan wajib hadirnya makanan ketupat.

Perayaan ini ternyata sudah ada sejak dahulu, yang mana ada makna khusus di balik kembali dirayakannya lebaran setelah sepekan.

Baca juga: Potret Zayyan XODIAC, Idol K-Pop Asal Indonesia Rayakan Lebaran di Korea, Santap Opor dan Rendang

Setelah hari raya Idul Fitri, umat Islam di be

Baca juga: Ketupat Syawalan, Bisa Halal Bihalal Bareng Bupati Klaten Sri Mulyani & Ada 1000 Ketupat Gratis

berapa daerah biasanya akan merayakan lebaran ketupat.

Lebaran ketupat ini dilakukan sepekan setelah Idul Fitri atau tepatnya memasuki 8 Syawal dalam kalender Hijriah.

Diketahui, Idul Fitri 1445 H jatuh pada Rabu (10/4/2024), sehingga lebaran ketupat 2024 dirayakan mulai hari ini, Rabu (17/4/2024).

Lantas, apa itu lebaran ketupat?

Asal-usul lebaran ketupat

Dikutip dari Kompaspedia, Rabu (10/4/2024), lebaran ketupat pertama kali dikenalkan oleh Sunan Kalijaga.

Ketupat (Tribunnews)

Saat itu, Sunan Kalijaga memperkenalkan dua istilah "bakda" kepada masyarakat Jawa, yakni "bakda lebaran" dan "bakda kupat".

"Bakda lebaran" ditandai dengan pelaksanaan shalat Idul Fitri pada 1 Syawal hingga tradisi saling berkunjung dan memaafkan.

Sementara "bakda kupat" dimulai sepekan setelah lebaran. Ini dilakukan setelah umat Islam menyelesaikan puasa Syawal selama 6 hari.

Diketahui, puasa Syawal 6 hari merupakan salah satu kesunahan atau anjuran Nabi Muhammad SAW.

Seperti namanya, masyarakat muslim Jawa pada hari itu umumnya membuat ketupat, yaitu jenis makanan yang dibuat dari beras dan dimasukkan ke dalam anyaman daun kelapa (janur) berbentuk kantong, kemudian dimasak.

Ketupat itu nantinya diantarkan ke kerabat terdekat dan kepada mereka yang lebih tua, sebagai simbol kebersamaan dan lambang kasih sayang.

Dalam tradisi masyarakat Jawa, terdapat aneka macam bentuk ketupat yang dimiliki tiap-tiap daerah yang juga memiliki arti dan maksud tersendiri.

Pemkab Klaten gelar Ketupat Syawalan di Bukit Sidoguro, Desa Krakitan (Pemkab Klaten)

Makna lebaran ketupat

Dilansir dari Kompas.com (30/5/2020), "ketupat" atau “kupat” berasal dari istilah bahasa Jawa, yakni “ngaku lepat” (mengakui kesalahan) dan “laku papat” (empat tindakan).

Pada prosesi ngaku lepat, biasanya dilaksanakan dengan tradisi sungkeman, yakni seorang anak bersimpuh dan memohon maaf di hadapan orangtua.

Tradisi tersebut memiliki arti untuk memahami pentingnya menghormati orangtua, tidak angkuh, dan tidak sombong kepada mereka.

Tak hanya itu, seorang anak juga diharapkan senantiasa mengharapkan restu dan bimbingan orangtua.

Selain sungkeman kepada orangtua, prosesi ngaku lepat juga dilakukan dengan memohon maaf kepada tetangga dan kerabat sekitar.

Karenanya, ketupat menjadi simbol permintaan maaf bagi masyarakat Jawa.

Tak heran, ketika seseorang datang ke rumah saat lebaran, akan disuguhi ketupat dan diminta memakannya.

Saat ketupat tersebut dimakan, pintu maaf secara otomatis telah dibuka dan segala salah atau khilaf terhapus.

Adapun istilah laku papat mengartikannya dengan lebaran, luberan, leburan, dan laburan, berikut penjelasannya:

  • Lebaran berarti akhir dan usai yang menandakan berakhirnya bulan Ramadhan dan menyongsong kemenangan.
  • Luberan berarti meluber atau melimpah. Pesan moralnya, budaya berbagi satu sama lain dengan bersedekah, zakat, dan infak.
  • Leburan berarti habis dan melebur. Momen saling melebur dosa dengan saling memaafkan satu sama lain.
  • Laburan berasal dari kata labur atau kapur. Kapur adalah zat padat berwarna putih dan bisa menjernihkan zat cair yang berarti kejernihan hati seseorang.

Dengan begitu, lebaran ketupat diyakini merupakan tuntunan yang luhur untuk menjadi pribadi lebih baik.

(Tribunnewsmaker.com/Kompas.com)