Beri Sinyal Merapat, 2 Alasan Ini Jadi Ganjalan PKS Jika Ingin Masuk ke Koalisi Prabowo-Gibran
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Prabowo dan Gibran Rakabuming kini telah ditetapkan menjadi presiden dan wakil presiden terpilih.
Jelang pelantikannya pada 20 Oktober 2024 mendatang, kini Prabowo-Gibran tengah disibukkan terkait dengan partai politik mana yang akan menjadi koalisinya.
Partai-partai pengusungnya di Pilpres 2024 sudah pasti stay mendukung pemerintahan Prabowo-Gibran
Sejumlah partai lawannya di Pilpres, misalnya NasDem dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) juga telah menyatakan bergabung dengan presiden ke-8 RI tersebut.
Sisanya, ada dua partai yang menjadi sorotan apakah akan berkoalisi atau malah duduk di kursi oposisi.
Keduanya adalah Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrasi Perjuangan Indonesia (PDIP).
Terkait dengan PKS, sebelumnya, partai pengusung Anies-Cak Imin pada Pilpres 2024 itu menyatakan akan mendukung pemerintahan Prabowo.
Namun dukungan itu belum terbentuk secara real apakah benar-benar akan menjadi koalisi.
Hubungan PKS dan Prabowo lantas menjadi tanda tanya.
Baca juga: Koalisi Partai Prabowo-Gibran Makin Gemuk, PSI Sebut PKS & PDIP Cocoknya Jadi Oposisi Saja
Prabowo pun sempat tidak menghadiri undangan acara Halal Bihalal dan Tasyakuran Milad Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ke-22 yang digelar Sabtu (27/4/2024) di Jakarta.
Ketidakhadiran Prabowo itu disebut-sebut sebagai sinyal menolak PKS ikut dalam gerbong koalisi pemerintahan Prabowo-Gibran lima tahun ke depan.
Padahal dalam acara itu, PKS sudah menggelar karpet merah di kantornya.
Berselang kemudian, Partai Gelora tegas menyatakan penolakannya terhadap PKS ikut koalisi Prabowo-Gibran.
2 Alasan PKS Sulit Masuk Koalisi Prabowo-Gibran