Alasanya andaikan ada hewan yang lebih ketimbang kambing mungkin nabi Ismail diganti hewan itu.
Nyatanya Allah SWT mengganti dengan hewan kambing.
Terus ketika nabi Muhammad SAW, mengorbankan untuk keluarganya dan yang satu untuk umatnya juga milih kambing.
Sehingga banyak ulama yang berpendapat begitu." jelas ulama yang berasal dari Rembang ini.
Akan tetapi tak sampai di sini saja, penjelasan Gus Baha bahwa rupanya fenomena kenapa orang tidak lebih sering kurban kambing adalah karena pergeseran budaya di masyarakat.
Baca juga: Apakah Orang Kaya Boleh Mendapatkan Bagian Daging Kurban? Buya Yahya Ingatkan untuk Bersenang-senang
"Semenjak banyak orang PNS atau orang mapan, itu menganggap kambing itu problem karena darah tinggi.
Jika kadang bagi daging kambing susah.
Semenjak itu mulai ada tren urunan sapi, jadi yang terus menjadi ragu itu." ungkap Gus Baha.
Gus Baha kemudian menekankan bahwa itu terjadi pada kelas menengah.
Akan tetapi untuk selera orang yang berkekurangan itu yang penting daging.
Sedangkan untuk pendapat Gus Baha sendiri, kalau 7 orang satu sapi dibandingkan dengan satu personal.
Maka Gus Baha lebih mengikuti pendapat yang mengatakan lebih baik kambing.
"Andaikan disana ada hewan yang lebih baik ketimbang kambing mungkin nabi Ismail gantinya tidak kambing.
Dan nyatanya Allah memilih kambing, itu alasannya ulama seperti itu." jelas Gus Baha.
(Tribunnewsmaker.com/MNL)