Ular pit viper Uetz ini ditemukan di Myanmar bagian Tengah dan Selatan.
Dia memiliki racun hemotoksik yang bisa menghancurkan sel darah merah.
Selain itu, makhluk hidup yang terkena gigitanya akan mengalami degenerasi organ.
Ahli herpetologi Gernot Vogel membenarkan sifat berbisa ular tersebut.
"Spesies ini merupakan ancaman bagi manusia, meskipun biasanya tidak berakibat fatal," ucapnya.
Baca juga: Temuan Sarang Ular Piton di Jakarta, Belasan Ekor Meringkuk di Rumah Kosong, Dua sedang Kawin
Penulis Tan Van Nguyen dari Universitas Duy Tan Vietnam menambahkan, ular itu diketahui sering menyerang manusia di wilayah tertentu di Myanmar.
Si ular diidentifikasi sebagai spesies baru karena mata dan warna tubuhnya yang unik.
Selain itu, alat kelamin jantannya yang tampak jauh lebih pendek dan bercabang.
Dokter Vogel menjelaskan, setiap ular memiliki dua hemipenis dan tarusan reptil memiliki hemipenis bercabang.
"Saya tidak tahu apakah ada manfaatnya (alat kelamin bercabang),
mungkin lebih baik ditempatkan di phon dan semak tapi belum pasti apakah ada alasannya," kata Dokter Vogel.
Pada umumnya, pit viper Uetz memiliki warna hijau cerah.
Namun spesies baru ini diidentifikasi menggunakan spesimen yang diawetkan, yang dikumpulkan dari tahun 1998 hingga 2009.
Oleh karena itu, cara memangsanya lebih baik daripada ular-ular warna hijau lainnya.
"Ia diam di semak-semak, menunggu reptil, katak, tikus, atau burung," lanjut Dokter Vogel.