Kalau ingin piknik membawa makanan dari rumah juga bisa.
Taman Balekambang juga memperbolehkan pengunjungnya menggelar tikar dan membawa makanan sendiri.
Hanya saja, Aryo menekankan pihaknya tetap mengatur agar gelaran tikar tidak merusak rumput.
"Rumput sudah mulai tumbuh. Silakan menggelar tikar walaupun akan kami buat zonasi. Nanti akan berpindah rumput yang boleh digelari tikar,” terangnya.
Baca juga: Ngabuburit Seru di Solo: 3 Tempat Asyik Sambil Menunggu Adzan Maghrib
Ternyata ini menjadi daya tarik sendiri.
Piknik dengan menggelar tikar dan membawa makanan sendiri memang memiliki nuansa nostalgia.
"Tiap Sabtu Minggu penuh hampir semua bawa makanan sendiri menggelar tikar. Yang jualan di sini juga harus laku."
"Semua akan kita atur agar nyaman," jelasnya.
Taman Balekambang dibuka Selasa-Minggu pukul 10.00-16.00, setiap Senin tutup.
Pengelola meliburkan hari Senin untuk kegiatan maintenance.
"Libur di hari Senin. Karena di hari Sabtu Minggu banyak yang mencari tempat rekreasi," tambahnya.
"Hari Senin walaupun hari kerja kita tutup sekalian cek mungkin ada kerusakan kita rawat," jelas Aryo.
Mitos Taman Balekambang
Taman Balekambang di Solo, Jawa Tengah, menyimpan banyak cerita.
Konon, tempat wisata yang berlokasi di Jalan Balekambang, Solo, ini dahulunya adalah tempat bersantai untuk keluarga dan kerabat Istana Pura Mangkunegaran.
Bicara soal mitos, sejumlah bagian di area Taman Balekambang Solo yang merupakan taman peninggalan KGPAA Mangkunagoro VII disebut-sebut sakral.
Nyaris semua area Taman Balekambang dikeramatkan.
Salah satu benda yang disakralkan adalah patung Nakula dan Sadewa di sekitar kolam air.
Selain itu, terdapat prasasti KGPAA Mangkunagoro VII yang tersimpan di bawah pohon beringin.
(TribunNewsmaker.com | Kompas.com| TribunTravel.com | TribunSolo.com)