angka kemiskinan 10,68 persen, serta tingkat pengangguran terbuka 7,83 persen," terang Syamsul.
Lebih lanjut, khusus untuk indikator pangan, capaian pada Indikator Ketahanan Pangan sebesar 84,39 dan Prevalensi Kekurangan Konsumsi Pangan (PoU) sebesar 10,9.
Baca juga: Sosok & Profil Ammy Amalia Wabup Cilacap 2025, Bertahun-tahun Jadi Senior Associate Kantor Hukum
Berbagai capaian ini, menurut Syamsul, menjadi pondasi penting dalam penyusunan RPJMD 2025–2029.
"Pada 2029, kami menargetkan pertumbuhan ekonomi pada kisaran 5,77-5,84 persen, peningkatan IPM menjadi 74,44, angka kemiskinan menjadi 7,16 persen, dan Tingkat Pengangguran Terbuka 7,78 persen."
"Selain itu, Indeks Ketahanan Pangan diharapkan meningkat menjadi 85,43 dan Prevalensi Ketidakcukupan Konsumsi Pangan (PoU) menurun menjadi 9,57 persen," ucapnya.
Syamsul juga menekankan bahwa perencanaan pembangunan di Kabupaten Cilacap harus terintegrasi dan selaras dengan kebijakan provinsi dan nasional.
Penyelarasan kinerja dengan kebijakan nasional tentunya tidak bisa lepas dari dukungan pembangunan di Kabupaten Cilacap terhadap pencapaian Asta Cita dan Program Prioritas Nasional.
"Demikian juga dengan kebijakan Provinsi Jawa Tengah, Pemerintah Kabupaten Cilacap akan mendukung dan menyelaraskan pencapaian 35 program delegasi dan 16 program pendukung ketahanan pangan," imbuhnya.
Untuk mencapai semua itu, Bupati Syamsul menyampaikan pentingnya saran, masukan serta inovasi dari berbagai pihak.
"Saya berharap, kepada saudara sekalian agar dapat mengikuti kegiatan Musrenbang ini dengan baik, memberikan saran masukan yang konstruktif dalam rangka penyusunan perencanaan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Cilacap Tahun 2025-2029 guna mencapai visi Kabupaten Cilacap yaitu Cilacap Bercahaya dan Maju Besar," imbuhnya. (TribunNewsmaker/TribunJateng)