3. Membedakan perlakuan siswa berdasarkan status sosial orang tua.
Solusi: Berusaha menanamkan dalam jiwa bahwa pendidikan hak setiap murid tanpa memandang latar belakang mereka.
4. Tidak menyadari bahwa setiap tindakan dan perlakuan guru dikelas itu membawa pengalaman yang akan membekas dalam ingatan peserta didik.
Solusi: Lebih berhati-hati dalam bertindak dan berucap, serta bertutur kata yang santun.
5. Seringkali menuntut siswa untuk melakukan perbaikan sedangkan guru lupa melakukan refleksi.
Solusi: Guru juga melakukan refleksi untuk memperbaiki kekurangannya selama mengajar dan berinteraksi baik dengan siswa, rekan sejawat, orang tua maupun masyarakat.
Baca juga: Apakah Tujuan Bapak/Ibu Menjadi Guru Sudah Tercapai? Soal & Kunci Jawaban PPG 2025 Modul 3 Topik 1
Kunci Jawaban Alternatif:
1. Kurangnya Pemahaman dan Kesadaran Guru
Banyak guru mungkin belum sepenuhnya memahami substansi dan implikasi dari setiap etika dalam kode profesi, atau menganggapnya hanya sebagai formalitas.
Solusi dan Langkah Aktif: Mengadakan pelatihan dan lokakarya reguler yang interaktif dan berfokus pada studi kasus nyata. Mengintegrasikan pembahasan kode etik dalam program pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) guru, serta membuat materi yang mudah diakses dan dipahami (infografis, video pendek).
2. Konflik Kepentingan dan Dilema Etika
Guru sering dihadapkan pada situasi di mana prinsip-prinsip etika saling bertentangan, misalnya antara kepentingan peserta didik dengan tuntutan administrasi atau pribadi.
Solusi dan Langkah Aktif: Membangun forum diskusi atau komunitas belajar di sekolah/rayon untuk berbagi pengalaman dan mencari solusi bersama. Menyediakan mentor atau konselor etika yang dapat memberikan panduan saat guru menghadapi dilema.
3. Kurangnya Mekanisme Pelaporan dan Penegakan yang Jelas
Apabila terjadi pelanggaran etika, seringkali tidak ada jalur pelaporan yang jelas, aman, dan tanpa intimidasi, atau mekanisme penindakannya belum efektif.