Pembatasan ini dilakukan karena area puncak Bukit Bao Daya tidak terlalu lebar dan untuk alasan keselamatan.
Jalur pendakian ke puncaknya disebut-sebut mirip dengan jalur Aik Berik menuju Gunung Rinjani.
Pendaki akan disuguhi pemandangan rimbun pepohonan dan suasana yang sejuk, seakan berjalan di tengah hutan dongeng.
Hal ini memberikan pengalaman mendaki yang unik dan berbeda dari bukit-bukit lain di sekitarnya.
Tingkat kesulitan pendakian ke Bukit Bao Daya terbilang ringan, sehingga cocok untuk semua kalangan, termasuk pemula.
Jika dibandingkan dengan Bukit Bao Ritip, medan di Bukit Bao Daya jauh lebih bersahabat.
Namun, satu hal yang perlu diperhatikan adalah area untuk berkemah di bukit ini tidak terlalu luas.
Karena itu, sebagian besar pendaki memilih sistem tektok, yaitu naik dan turun pada hari yang sama tanpa menginap.
Baca juga: Di Klaten Jateng Ada Desa Wisata Jarum Bayat, Tempat Produksi Batik Tulis Besar, Pas Buat Liburan
Waktu pendakian dari titik awal hingga puncak hanya memakan waktu sekitar 1,5 hingga 2 jam.
Dari area perkemahan, puncak bisa dicapai dalam waktu 5 hingga 10 menit berjalan kaki.
Kecepatan dan kemudahan akses ini menjadikan Bukit Bao Daya ideal sebagai destinasi akhir pekan singkat.
Saat ini, Bukit Bao Daya secara resmi menjadi bagian dari daftar Sembalun Seven Summits yang terkenal.
Bukit ini bergabung bersama Bukit Pergasingan, Anak Dara, Sempana, Gedong, Kondo, dan tentunya Gunung Rinjani.
Untuk mengakses lokasi Bukit Bao Daya, pengunjung bisa melalui lapangan Desa Sembalun Bumbung.
Jalur masuk ini juga merupakan rute yang biasa digunakan menuju Bukit Nanggi, sehingga cukup familiar bagi pendaki lokal.
Biaya tiket masuk ke Bukit Bao Daya hanya Rp20.000 per orang, dengan tarif parkir Rp10.000 untuk motor dan Rp20.000 untuk mobil.
(TribunNewsmaker.com/ TribunLombok)