TRIBUNNEWSMAKER.COM - Berikut sepak terjang Damar Prasetyono Wali Kota Magelang yang dilantik Prabowo Subianto.
Berdasarkan hasil rekapitulasi KPU, pasangan Damar Prasetyono - Sri Harso memenangkan Pilkada 2024 berkat meraih 40.756 suara.
Lalu, seperti apa sepak terjang Damar Prasetyono? Berikut penjelasan lengkapnya.
Baca juga: Sepak Terjang Mian Wakil Gubernur Bengkulu yang Dilantik Prabowo, Lahir dari Keluarga Kurang Mampu
Sosok Damar Prasetyono pastinya sudah tidak asing bagi masyarakat Kota Magelang, Jawa Tengah.
Sebelum menggeluti bidang politik, Damar Prasetyono merupakan pengusaha di Kota Magelang.
Bahkan, Damar Prasetyono memiliki perusahaan kontruksi bernama PT Pesona Graha Indotama.
Pria kelahiran Boyolali tersebut akhirnya dilirik oleh Partai Demokrat untuk mengikuti Pilkada 2024.
Bukan cuma itu saja, PDIP, Gerindra, dan PKB juga mendukung Damar Prasetyono untuk memajukan Kota Magelang.
Damar Prasetyono akhirnya memberanikan diri untuk mengikuti Pilkada Magelang 2024.
Sri Harso yang merupakan dokter spesialis saraf sekaligus Direktur RSUD Tidar dipilih untuk mendampingi Damar Prasetyono maju di Pilkada 2024.
Ternyata pasangan Damar Prasetyono - Sri Harso mampu mengalahkan pasangan petahana Muchamad Nur Aziz dan M Mansyur.
BIODATA
Tempat, Tanggal Lahir: Boyolali, 7 Januari 1978
Jenis Kelamin: Laki-laki
Alamat: Kota Megalang, Jawa Tengah
Agama: Islam
Pendidikan Terakhir: SMA
RIWAYAT PENDIDIKAN
SMK GANESHA KAB BOYOLALI (1993-1996)
VISI
“Magelang sebagai Kota Perdagangan dan Jasa yang Harmonis, Humanis, Nyaman dan Berkelanjutan”.
MISI
Menciptakan masyarakat yang bermartabat.
Meningkatkan infrastruktur yang inovatif dan berwawasan lingkungan.
Menciptakan keharmonisan antar umat beragama.
Meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas.
Meningkatkan perekonomian dan pariwisata yang berdaya saing.
Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik.
Gebrakan Damar Prasetyono Sektor Pendidikan
Wali Kota Magelang Damar Prasetyono ingin memperkuat pendidikan karakter di seluruh satuan pendidikan.
Dia menyebut bahwa inovasi pendidikan yang dilakukan saat ini harus berdampak langsung, bukan sekadar formalitas.
Hal itu disampaikan Damar pada forum bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Magelang dan para kepala sekolah se-Kota Magelang di Aula Kantor Disdikbud setempat, Rabu (11/6/2025).
Damar menyampaikan keprihatinannya atas munculnya dikotomi antar sekolah yang kerap dibandingkan oleh masyarakat.
“Banyak orang tua masih membanding-bandingkan sekolah satu dengan yang lain. Ini menunjukkan kepercayaan terhadap sistem pendidikan kita belum merata,” ujarnya.
Untuk menjawab persoalan itu, Pemkot Magelang berencana melakukan branding agar semua sekolah menjadi unggulan, berpedoman pada sistem yang sama, inklusif, dan terintegrasi.
Menurut Damar, tugas pemerintah adalah memastikan seluruh sekolah memiliki kualitas pendidikan yang setara.
“Kita tidak ingin hanya sekolah tertentu yang bagus. Semua harus unggul. Karena itu, kita akan samakan persepsi, perbaiki sistem, dan dorong agar kepercayaan masyarakat kembali,” tambahnya.
Salah satu langkah konkret yang tengah disiapkan adalah pembentukan tim untuk merumuskan sistem pendidikan karakter di sekolah. Pendidikan karakter dipandang sebagai fondasi penting kemajuan bangsa.
“Anak boleh pintar, tapi kalau tidak punya akhlak, tidak ada gunanya. Karakter terbentuk dari pembiasaan yang konsisten, bahkan dari hal-hal kecil setiap hari,” jelas Damar.
Senada dengan itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Magelang, Imam Baihaqi, mengatakan bahwa fokus pada pendidikan karakter bermula dari upaya menekan kekerasan dan perundungan di lingkungan sekolah.
“Secara akademik, Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan Kota Magelang sudah masuk peringkat atas nasional. Tapi pendidikan karakter perlu ditegaskan lagi. Kita ingin anak-anak tidak hanya unggul di pelajaran, tapi juga memiliki akhlak dan adab yang baik,” ujarnya.
Sebagai bagian dari pembenahan sistem, Pemkot Magelang sedang mengkaji perubahan jam masuk sekolah lebih awal untuk semua jenjang TK, SD, dan SMP sederajat.
“Masuk lebih pagi melatih anak tidur tidak terlalu malam dan lebih siap mengikuti pelajaran. Ini sejalan dengan tujuh pembiasaan: bangun pagi, berdoa, berolahraga, belajar, bermasyarakat, dan tidur cukup,” lanjut Imam.
Dinas Pendidikan telah mengumpulkan para kepala sekolah untuk menyamakan persepsi dan akan segera melakukan sosialisasi kepada orang tua siswa.
Kebijakan ini diharapkan menjadi langkah awal untuk membangun sistem pendidikan yang menyeluruh, dari waktu belajar, penguatan SDM, hingga pembenahan sarana dan prasarana.
(TribunNewsmaker.com/TribunBatam.id)