"Katanya tercover oleh BPJS, tapi buktinya tidak tercover oleh BPJS. Makanya, di sini kita menuntut agar Wali Kota Banjar dan anggota DPRD untuk menyelesaikan permasalah yang ada di Kota Banjar," ucap Rio.
Baca juga: Program 100 Hari Kerja Wali Kota Banjar Sudarsono, Launching Program Nyaah Ka Indung Bapa
Keempat, soal infrastruktur yang dianggap lambat dan lalai dalam pekerjaannya. Karena, tidak memperhatikan infrastruktur yang ada di Kota Banjar.
"Satu contohnya, yang ada di Neglasari sudah hampir 10 tahun jalan di Neglasari tidak diperbaiki," ujarnya.
Kelima soal supremasi hukum yang saat ini dinilai ada indikasi tidak terlalu subjektif dan tidak transparan dari aparat penegak hukum (APH).
"Kadang, APH ini memanfaatkan isu yang sedang terjadi untuk dimanfaatkan. Untuk itu, kita bagian masyarakat harus mengontrol dan mengawasi itu," kata Rio.
Program Nyaah Ka Indung Bapa
Pemerintah Kota Banjar sempat melaunching program bernama Nyaah Ka Indung Bapa.
Perilisan program ini dilakukan di Aula Somahna Bagja Dibuana, Kantor Sekretariat Daerah Kota Banjar, Jumat (11/4/2025).
Sudarsono dan Supriana serta Sekretaris Daerah membuka launching program ini.
Dikutip dari website resmi Pemkot Banjar, Program Nyaah Ka Indung digagas oleh Gubernur Jawa Barat dengan mengangkat nilai luhur budaya Sunda.
Artinya adalah penghormatan kepada orang tua.
Program ini berkolaborasi dengan Pemprov Jawa Barat.
Gubernur Jawa Barat menerapkan program ini bernama Nyaah Ka Indung, namun di Kota Banjar bertambah menjadi Nyaah Ka Indung Bapa.
Program ini bertujuan untuk merawat orang tua asuh atau para lansia di lingkungannya.
Harapannya, jangan sampai ada lansia yang terlantar.
“Untuk sementara, launching pada Jumat ini hanya diikuti oleh para Kepala Perangkat Daerah, Camat, Kepala Desa, dan Lurah, dengan masing-masing membawa orang tua asuh,” kata Sudarsono.
Kota Banjar berupaya melindungi para lansia yang memang sudah menjadi tanggung jawab pemerintah kota. (TribunNewsmaker/Delta | TribunJabar/Padna)