PPG 2025

Aksi Nyata PPG 2025: Menghadapi Hambatan dalam Menyuarakan Kode Etik

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Modul 3 Topik 3 PPG 2025 tentang menghadapi tantangan nyata dalam dunia pendidikan. Inilah pengalaman dan solusinya!

Untuk mengatasi tantangan tersebut, saya melakukan beberapa strategi. 

Pertama, saya mengintegrasikan promosi kode etik ke dalam kegiatan rutin, seperti rapat guru, pelatihan internal, dan forum diskusi MGMP.  Dengan demikian, promosi berjalan tanpa menambah beban waktu khusus.

Kedua, saya mengemas materi dalam bentuk visual dan narasi inspiratif, agar lebih menyentuh sisi emosional dan nilai-nilai personal guru. Saya juga mengajak guru lain untuk berbagi pengalaman nyata terkait etika, sehingga terasa lebih kontekstual dan relevan.

Ketiga, saya membangun komunikasi yang bersifat persuasif dan kolaboratif, bukan menasihati. Saya percaya bahwa perubahan perilaku etis lahir dari kesadaran, bukan paksaan. 

Dengan pendekatan ini, promosi kode etik menjadi lebih diterima dan berdampak.

Kunci Jawaban Alternatif: 

Dalam mempromosikan kode etik guru, saya mungkin menghadapi beberapa tantangan signifikan. 

Tantangan terbesar adalah perbedaan pemahaman dan persepsi di antara rekan-rekan guru mengenai esensi dan relevansi kode etik itu sendiri. Ada kemungkinan sebagian menganggapnya sekadar aturan formal atau beban tambahan, bukan panduan perilaku profesional. 

Tantangan lain adalah kurangnya waktu dan kesibukan para guru, yang membuat sulit untuk menyisipkan sesi promosi atau memastikan pesan kode etik benar-benar meresap di tengah padatnya jadwal mengajar dan tugas administratif. 

Terakhir, potensi adanya sikap skeptis atau resistensi dari mereka yang merasa sudah menerapkan kode etik dengan baik dan tidak melihat urgensi promosi, atau dari mereka yang mungkin merasa dikritik.

Untuk mengatasi tantangan ini, saya akan mengambil beberapa langkah strategis:

Pertama, untuk mengatasi perbedaan pemahaman, saya akan memulai dengan dialog partisipatif alih-alih ceramah satu arah. 

Saya akan mengadakan sesi workshop atau diskusi kelompok kecil yang interaktif, di mana guru dapat berbagi pengalaman, tantangan, dan bagaimana kode etik dapat membantu mereka dalam praktik sehari-hari. Ini membantu membangun pemahaman kolektif dan relevansi pribadi.

Kedua, untuk mengatasi keterbatasan waktu, saya akan mengintegrasikan promosi kode etik dalam rutinitas atau forum yang sudah ada. 

Misalnya, menyisipkan pesan-pesan singkat melalui jingle atau infografis di rapat mingguan, atau sebagai materi pembuka dalam sesi berbagi praktik baik guru. 

Media digital (grup chat, media sosial internal) juga akan dimanfaatkan untuk pesan yang ringkas dan mudah diakses kapan saja.

Halaman
123