“Kalau kayak gitu Mamah meninggal di hari Jumat aja ya Pah biar enak, lebih gampang, katanya gitu.”
Tanpa disangka, keinginan itu benar-benar terkabul. Mpok Alpa menghembuskan napas terakhirnya tepat pada Jumat pagi, pukul 08.31 WIB.
Baca juga: Ajie Darmaji Kenang Masa Sulit Bareng Mpok Alpa, Uang Belanja Rp 50 Ribu: Cinta Saya Dunia Akhirat
Menurut cerita Idung, kondisi sang istri mulai memburuk sejak dini hari. Mpok Alpa mengeluh kesulitan bernapas hingga harus tidur duduk.
Ia sempat meminta agar selang oksigen dilepas karena sudah tidak kuat lagi menahan sesak di tenggorokan.
“(Mpok Alpa) bilang, 'Pah ini (selang oksigen) copotin ya, mama nggak kuat napasnya udah di sini (tenggorokan)',” kenangnya.
Mpok Alpa juga sempat tidur di meja makan rumah sakit saat malam, dan meminta suaminya untuk tetap berada di sampingnya.
“Suruh tidur di sampingnya, ‘jangan ini sempit, usapin aja ya’,” tambah Idung, yang juga merasakan tubuh istrinya mulai terasa dingin.
Menjelang Subuh, rasa dingin itu semakin menjalar dari kaki hingga ke seluruh tubuh.
Melihat kondisi istrinya yang makin gelisah, Idung segera memanggil perawat.
Namun takdir berkata lain. Saat oksigen diganti dengan alat yang lebih besar, Mpok Alpa mulai melepas semua alat bantu napas dan berada di pelukan sang suami.
“Peluk aja, 'ikutin ya cuma sampai Laa ilaaha illallah cuma sampai Allah', udah habis,” ujar Idung lirih, mengenang detik-detik akhir Mpok Alpa.
Dalam pelukan sang suami, Mpok Alpa mengucap kalimat tauhid dan pergi dengan tenang. Cinta, kesetiaan, dan rasa tanggung jawab yang besar terhadap anak-anak menjadi warisan terakhir yang ia tinggalkan di dunia.
(TribunNewsmaker/Tribunnews)