Breaking News:

Kabupaten Klaten

Pemkab Klaten Ajak Warga Dukung Gerabah Melikan di API Awards 2025

Gerabah Melikan asal Klaten mengharumkan nama daerah dengan masuk nominasi API 2025.

Editor: Delta Lidina
TribunSolo/Zharfan
PRODUK LOKAL SOLO - Pengrajin gerabah menggunakan alat putaran miring, yang menjadi satu-satunya di dunia. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ibnu Dwi Tamtomo

TRIBUNNEWSMAKER.COM, KLATEN – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten melalui Disbudparpora mengajak masyarakat mendukung Gerabah Melikan dalam ajang Anugerah Pesona Indonesia (API) 2025. Produk kerajinan khas ini masuk nominasi kategori Cendera Mata.

Voting berlangsung hingga 30 September 2025. Dukungan bisa diberikan melalui media sosial, Youtube, hingga SMS premium.

Berikut mekanisme dukungan yang dapat dilakukan masyarakat:

Instagram

Follow akun @ayojalanjalanindonesia. Cari unggahan “Gerabah Melikan Kabupaten Klaten”, kemudian ekan tombol like.

Youtube

Akses channel Youtube API Award, lalu subscribe channel tersebut. Kemudian setelah tonton video “Gerabah Melikan Kabupaten Klaten” beri like dan komentar positif.

SMS Premium

Ketik pesan: API (spasi) 6D Gerabah Melikan Kabupaten Klaten dan kirim ke 99386. Setiap SMS dihitung dua suara.

Harapan Pemkab

Diungkapkan Plt Kepala Disbudporapar Klaten Purwanto dengan masuknya Gerabah Melikan sebagai nominasi, Pemkab Klaten berharap ajang ini dapat meningkatkan daya tarik wisata daerah.

Baca juga: Pemkab Klaten Serius Garap Geopark Nasional, Integrasi Alam dan Budaya Jadi Kunci

Selain itu, penghargaan juga diharapkan mampu membuka peluang pasar yang lebih luas bagi produk kerajinan gerabah.

"Ini kan suatu promosi, kita mempromosikan Gerabah Melikan," ujarnya. 

"Karena ini ajang API Awards tujuannya adalah untuk promosi agar dikenal di Indonesia," imbuhnya. 

"Untuk itu kami selalu mengajak masyarakat melalui OPD-OPD untuk ikut membantu voting," pungkasnya. 

Desa Melikan merupakan salah satu sentra penghasil gerabah yang berada di Kecamatan Wedi, Klaten.

Produksi gerabah sudah ditekuni turun-temurun oleh masyarakat setempat.

"Kalau gerabah sendiri sudah lama, kalau dari sejarah kelahiran Desa Melikan sejak 1842," ujar Perwakilan paguyuban Panjang Umur Hidup Kreatif Waris Sartono.

Usaha gerabah di Desa Melikan memiliki setidaknya ada 200-an perajin, yang masih dibuat sebagai usaha rumahan.

Beberapa produk yang dihasilkan diantaranya dinner set, kitchen set, aksesoris interior, eksterior, guci, vas, pot, dan lain-lain.

Salah satu pengusaha gerabah, Suci Larasati mengungkapkan, bila sentra gerabah Desa Melikan memiliki ciri khas dalam pembuatan.

Teknik menggunakan alat putaran miring, yang menjadi satu-satunya di dunia.

"Selain itu ada teknik putaran tegak dan molding," paparnya.

Putaran miring diungkapkan ada sejak lama, dan digunakan oleh kaum perempuan untuk memproduksi gerabah.

Sementara untuk alat putaran tegak mulai ada sejak tahun 2000, dimana hal tersebut untuk membuat gerabah besar seperti pot dan guci.

API Awards adalah ajang tahunan yang digelar untuk mengapresiasi destinasi wisata, budaya, hingga produk khas Indonesia. (*) 

Sumber: Tribun Solo
Tags:
Pemkab KlatenKlaten
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved