Kecelakaan Maut Probolinggo
Hendra Tewas dalam Kecelakaan Bus di Probolinggo, Sang Ayah Sempat Mimpikan Ini: Mungkin Pertanda
Firasat Abdul Wahab sebelum Hendra tewas bersama anak dan istri yang ikut piknik rombongan RS Bina Sehat Jember, ungkap video call terakhir.
Editor: ninda iswara
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Di halaman RS Bina Sehat, Jember, Jawa Timur, suasana haru menyelimuti Abdul Wahab saat dirinya berusaha tetap tegar menghadapi wawancara dengan sejumlah awak media, Minggu (14/9/2025).
Meski berusaha terlihat kuat, matanya tak mampu menyembunyikan duka yang mendalam. Sesekali, ia harus menyeka air mata yang tanpa bisa ditahan terus mengalir di pipinya.
Dengan suara parau dan mata sembab, Abdul Wahab mengenang momen terakhir bersama cucu tercintanya, Aizah Fahroni.
Gadis kecil yang masih sempat menyapanya melalui video call di pagi hari itu, kini telah tiada.
Aizah menjadi salah satu korban dalam kecelakaan maut yang terjadi di kawasan Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, pada Minggu siang yang sama.
"Saya teringat cucu saya. Wong tadi pagi masih video call," ujar Wahab kepada Tribun Jatim Network, mengenang momen yang kini menjadi sangat berharga.
Baca juga: Pesan Terakhir Hendra, Korban Tewas Kecelakaan Bus RS Bina Sehat Jember, Anak & Istri juga Meninggal
Tak hanya kehilangan cucunya, Wahab juga harus merelakan kepergian anak sulungnya, Hendra Pratama, dan sang menantu, Wardah.
Ketiganya meninggal dunia dalam kecelakaan tragis tersebut.
Sebuah kehilangan besar yang membuat hati siapa pun hancur, apalagi bagi seorang kakek yang baru saja berbincang hangat dengan keluarga kecilnya di pagi hari.
Menurut pengakuan Wahab, sekitar pukul 05.15 WIB di pagi hari yang sama, ia masih sempat berbicara melalui video call dengan anak, menantu, dan cucunya.
Percakapan tersebut menjadi komunikasi terakhir mereka sebelum peristiwa nahas itu merenggut nyawa ketiganya.
"Cucu saya bilang 'Kung, saya lagi ada di Bromo'. Ya cerita-cerita. Dan dari video call itu, saya baru tahu kalau anak, menantu dan cucu saya ke Bromo," tutur Wahab, matanya kembali berkaca-kaca mengingat percakapan sederhana yang ternyata menjadi kenangan terakhir.
Sejak panggilan video itu, Wahab tidak lagi menerima kabar apa pun dari keluarga kecilnya.
Ketika waktu terus berjalan tanpa ada pesan atau kabar lanjutan, perasaan gelisah pun mulai menyelimuti dirinya. Firasat buruk pun mulai muncul, meski ia berusaha menepisnya.
Kekhawatiran Wahab terbukti nyata ketika kabar duka akhirnya datang.