Berita Kriminal
Total Uang di Rekening Dormant yang Diincar Penculik Kacab Bank BUMN Capai Rp70 M, Ada Banyak ATM
Terungkap total uang di rekening dormant yang diincar penculik Kacab Bank BUMN, capai Rp70 Miliar, ada banyak rekening dan bank lain.
Editor: Listusista Anggeng Rasmi
Ken sempat mencoba mendekati beberapa kepala cabang bank lainnya, namun seluruh usahanya menemui jalan buntu.
Dalam upaya terakhir, Ken kemudian menggandeng Dwi Hartono dan seorang tersangka lain berinisial AAM untuk menyusun skenario baru.
Ketiganya diketahui menggelar pertemuan penting pada 31 Juli 2025 guna membahas rencana yang semakin mengarah ke tindak kriminal.
Dalam percakapan via WhatsApp pada 12 Agustus 2025, keputusan penting akhirnya diambil: menggunakan kekerasan untuk memaksa korban.
“Pada tanggal 12 Agustus 2025, C alias K bersama dengan DH berkomunikasi melalui WhatsApp dan... memutuskan untuk memilih opsi satu, yaitu melakukan pemaksaan dengan kekerasan ataupun ancaman kekerasan,” jelas Dirreskrimum.
Meski awalnya korban direncanakan akan dilepaskan setelah tekanan dilakukan, situasi berkembang di luar kendali.
Beberapa hari kemudian, tepatnya 16 Agustus 2025, Dwi Hartono mengajak tersangka lain, JP, untuk bertemu di kawasan Cibubur.
Dalam pertemuan itu, Dwi Hartono meminta JP untuk mencari preman bayaran guna menculik korban secara paksa.

Baca juga: Sosok S Pemberi Informasi Data Rekening Dormant di Kasus Pembunuhan Kacab Bank BUMN, Ilham Pradipta
Tak hanya sampai di situ, Dwi juga menemui oknum anggota TNI, Serka N, yang kemudian terlibat dalam proses perekrutan tim penculik.
Serka N lalu menghubungi seorang anggota TNI lainnya, Kopda F, untuk mencarikan orang-orang yang bersedia melaksanakan penculikan.
“Kemudian saudara F menunjukan foto (korban) kepada tim saudara E lalu memberitahukan untuk menjemput paksa orang tersebut,” terang Wira.
Aksi penculikan akhirnya terjadi pada 20 Agustus 2025 di sebuah area parkir supermarket yang terletak di Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Korban diseret paksa ke dalam sebuah mobil Toyota Avanza putih dan langsung dibawa menuju lokasi yang telah direncanakan sebelumnya.
Korban kemudian dipindahkan ke mobil lain, yaitu Toyota Fortuner hitam, di wilayah Kemayoran, Jakarta Pusat, oleh tim kedua.
Sayangnya, rencana membawa korban ke safe house batal karena tim yang seharusnya menjemput tidak pernah datang ke lokasi.
“Korban kondisinya korban sudah agak lemas, akhirnya korban dibuang di daerah Cikarang dalam keadaan kondisi kaki dan tangan masih terikat dan mulut dalam kondisi terlakban atau dilakban,” tutur Wira, menggambarkan akhir tragis dari peristiwa keji ini.
(TribunNewsmaker.com/ TribunJakarta)