Benda Diduga Meteor Jatuh di Cirebon, BRIN hingga Aparat yang Datangi Lokasi, Ungkap Hasil Penemuan
Benda jatuh dari langit diduga meteor hantam Cirebon, Jawa Barat. BRIN hingga aparat yang datangi lokasi ungkap hasil penemuan.
Editor: ninda iswara
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Suasana malam yang tenang di wilayah Cirebon, Jawa Barat, mendadak berubah menjadi heboh setelah suara dentuman keras disertai cahaya terang terlihat melintasi langit pada Minggu malam, 5 Oktober 2025.
Fenomena langit yang tidak biasa ini sontak mengundang tanda tanya besar dari masyarakat: benarkah itu meteor jatuh?
Sejak malam kejadian, beredar luas sebuah video amatir di media sosial yang menampilkan kilatan cahaya terang meluncur cepat di angkasa sebelum akhirnya menghilang ke arah barat daya.
Video tersebut dibarengi narasi dari warganet yang menyebut bahwa suara dentuman keras terdengar cukup jelas, bahkan hingga ke wilayah sekitar seperti Kabupaten Kuningan.
Dalam narasi video itu, terdengar jelas pernyataan yang menyebutkan, “dentuman tersebut terdengar di wilayah Cirebon dan Kuningan.”
Unggahan ini pun langsung menarik perhatian netizen dan menjadi perbincangan hangat di berbagai platform digital.
Baca juga: Daftar 6 Fenomena Langit di Bulan November, Ada Hujan Meteor Taurid Selatan, Begini Cara Melihatnya
Fenomena semacam ini umumnya dikenal sebagai meteor jatuh, atau dalam istilah ilmiahnya disebut meteorid.
Meteorid adalah benda langit, biasanya berupa pecahan asteroid atau komet, yang melintasi ruang angkasa.
Ketika benda ini memasuki atmosfer Bumi dengan kecepatan tinggi, gesekan dengan lapisan udara menyebabkan meteor terbakar dan menciptakan cahaya terang yang dikenal sebagai "bola api" atau fireball.
Jika meteor tersebut cukup besar dan tidak seluruhnya habis terbakar, maka sisa materialnya bisa mencapai permukaan Bumi, dan disebut sebagai meteorit.
Peristiwa semacam ini memang tergolong langka, namun bukan hal yang mustahil terjadi. Indonesia, sebagai negara yang berada di garis khatulistiwa dan memiliki langit yang cukup cerah di sebagian besar wilayahnya, cukup sering menjadi saksi fenomena astronomi semacam ini, meski tidak selalu tercatat secara resmi.
Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari pihak Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) maupun Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) terkait insiden yang terjadi di langit Cirebon tersebut.
Namun banyak pihak meyakini bahwa berdasarkan visual dan suara yang terdengar, kemungkinan besar itu adalah fenomena meteor jatuh.
Apa Kata BMKG, BRIN, Jasa Marga, hingga Aparat Keamanan?
Apa Penjelasan Awal dari BMKG?
BMKG adalah singkatan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, sebuah lembaga pemerintah Indonesia yang bertugas dalam pengamatan dan penyebaran informasi cuaca, iklim, dan geofisika.
BMKG bertugas mengamati dan memprediksi kondisi cuaca seperti hujan, angin, suhu, dan kelembapan, serta memantau aktivitas gempa bumi, tsunami, dan fenomena geofisika lainnya.
Kepala Tim Kerja Prakiraan, Data, dan Informasi BMKG Stasiun Kertajati, Muhammad Syifaul Fuad, menyampaikan bahwa pihaknya masih menghimpun data awal untuk mengidentifikasi penyebab fenomena itu.
“Dari sisi meteorologi, dentuman bisa disebabkan oleh sambaran petir, gempa bumi, atau longsor. Namun, saat kejadian, kondisi cuaca di wilayah Cirebon terpantau cerah berawan tanpa adanya awan konvektif atau aktivitas cuaca ekstrem,” jelas Fuad, Minggu malam.
BMKG menegaskan bahwa hasil pemantauan sejauh ini tidak menunjukkan adanya getaran signifikan maupun fenomena meteorologis yang tidak biasa.
Tidak ada aktivitas petir maupun indikasi badai konvektif di wilayah tersebut pada waktu kejadian.
“Fenomena seperti meteor atau benda langit bukan kewenangan BMKG, melainkan lembaga antariksa seperti BRIN,” tambahnya.
Fuad juga menyebutkan bahwa tidak ditemukan aktivitas gempa bumi pada waktu bersamaan dengan suara dentuman, sehingga kemungkinan besar peristiwa ini bukan disebabkan oleh faktor seismik.
Apa kata BRIN?
BRIN adalah singkatan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional, sebuah lembaga pemerintah Indonesia yang bertugas mengoordinasikan, mengintegrasikan, dan memperkuat kegiatan riset dan inovasi nasional.
Pusat Riset Antariksa BRIN, yang dulunya merupakan bagian dari LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional).
Mereka melakukan pengamatan terhadap fenomena astronomi seperti hujan meteor, gerhana, dan pergerakan benda langit lainnya.
BRIN juga mengelola observatorium seperti Observatorium Bosscha di Lembang dan Observatorium Nasional Timau di NTT.
Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Antariksa BRIN, Thomas Djamaludin, memberikan penjelasan ilmiah terkait fenomena tersebut.
Berdasarkan sejumlah kesaksian warga dan rekaman CCTV, Thomas menduga bahwa sumber cahaya dan suara tersebut berasal dari meteor berukuran cukup besar.
Baca juga: Fakta-fakta Gerhana Matahari Total 8 April Jelang Lebaran, Benarkah Masuk Ramalan Jaya Baya?

“Saya menduga itu meteor yang melintas dari arah barat daya, memasuki wilayah Kuningan–Kabupaten Cirebon sekitar pukul 18.35–18.39 WIB,” kata Thomas.
Ia menjelaskan bahwa suara dentuman terjadi akibat gelombang kejut (sonic boom) yang dihasilkan saat meteor memasuki lapisan atmosfer lebih rendah dan bergesekan dengan udara.
“Saat gesekan makin kuat, meteor menimbulkan tekanan besar hingga menghasilkan suara ledakan,” jelasnya.
Kesimpulan ini didukung oleh tiga bukti utama:
- Suara dentuman keras yang terdengar di wilayah Kuningan dan Cirebon.
- Getaran kecil yang sempat terdeteksi oleh sensor BMKG Cirebon pada pukul 18.39.12 WIB.
- Rekaman CCTV yang memperlihatkan bola api meluncur cepat di langit sekitar pukul 18.35 WIB.
Hingga saat ini, tidak ada laporan kerusakan maupun penemuan benda asing di daerah yang dinarasikan sebagai lokasi jatuhnya meteor.
“Perlu waktu untuk mengonfirmasi apakah ada sisa meteor yang jatuh ke permukaan. Jika hanya meledak di udara, biasanya tidak menimbulkan dampak fisik di darat,” jelas Thomas.
BMKG memastikan bahwa fenomena seperti ini termasuk langka, tetapi tidak berbahaya jika meteor meledak di atmosfer bagian atas.
Apa Kata Jasa Marga?
Tak lama setelah video beredar, pihak Jasa Marga selaku pengelola tol bersama aparat TNI Kodim 0620/Kabupaten Cirebon telah menelusuri lokasi yang disebut-sebut menjadi titik jatuhnya meteor, tepatnya di sekitar Gerbang Tol Mertapada KM 219.
Namun, setelah dilakukan pengecekan di lapangan, informasi tersebut dipastikan tak benar.
“Hasil pengecekan di lapangan nihil. Tidak ditemukan tanda-tanda meteor jatuh maupun kebakaran di sekitar lokasi," ujar petugas Jasa Marga yang didampingi personel Kodim 0620/Kabupaten Cirebon, seperti dikutip dari grup resmi Pusdalops PB BPBD Kabupaten Cirebon, Senin (6/10/2025) dini hari.
"Jadi bisa dipastikan informasi itu tidak benar,” sambungnya.
Terpisah Komandan Kodim 0620/Kabupaten Cirebon, Letkol Inf M Yusron menegaskan, bahwa peristiwa kebakaran di ruas tol yang dikaitkan dengan meteor hanyalah berita lama yang kembali diunggah ulang oleh warganet.
"Soal kebakaran di ruas tol Ciperna yang beredar di media sosial itu berita lama. Jangan asal nge-share dan memperkeruh suasana."
"Ketika tidak ada bukti nyata di lapangan, kita tetap tenang dan jangan termakan oleh berita-berita hoaks yang tidak jelas sumbernya,” tegas Letkol Inf M Yusron dalam keterangannya resmi.
Ia juga menjelaskan, hingga saat ini tidak ditemukan adanya benda langit yang jatuh di wilayah Cirebon.
"Dari hasil pengecekan di lapangan, tidak ditemukan adanya meteor yang jatuh."
(TribunNewsmaker/Tribunnews)
Sumber: Tribunnews.com
Sosok Dwiyono, Alumni Akpol 1994 yang Jadi Bintang 3 Setelah Nama Angkatannya Tercoreng Kasus Sambo |
![]() |
---|
Dede Maulana Pura-pura Beli Pajero di Jambi Malah Bawa Kabur & Bunuh Pemilik Mobil, Kenal dari FB |
![]() |
---|
4 Kontroversi Lucky Hakim, Didesak Mundur dari Bupati Indramayu, Warga Siapkan Bus: Tidak Amanah |
![]() |
---|
Liciknya Dede Maulana Bunuh Nindia di Jambi, Rampok Pajero Demi Terlihat Ganteng: Cewek-cewek Suka |
![]() |
---|
Sosok Lora Moh Ubaidillah, Korban Tragedi Al Khoziny, Anak Kiai Pondok, Pintar dan Rajin Beribadah |
![]() |
---|