Breaking News:

Berita Kriminal

Pengakuan Gandi Pegawai BUMN Bunuh Istri di Banyuwangi, Ketahuan Selingkuh, Menyesal Usai Ingat Anak

Inilah pengakuan Gandi Pegawai BUMN yang bunuh istri di Banyuwangi, ketahuan selingkuh, menyesal usai ingat anak.

TribunJatim.com/Aflahul Abidin
PEMBUNUHAN - Olah TKP di rumah pasutri lokasi pembuhuhan di Jalan Serayu Nomor 54, Kelurahan Panderejo, Kecamatan/Kabupaten Banyuwangi, Senin (20/10/2025). Kini pelaku ungkap motif pembunuhan/ 
Ringkasan Berita:
  • Pegawai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bernama GDF alias Gandi mengaku menyesal telah membunuh istrinya, BW (52).
  • Gandi tega membunuh istrinya lantaran ia kepergok selingkuh.
  • Setelah membunuh sang istri, pelaku langsung menyerahkan diri ke polisi, menyesal dan ingat anaknya masih kecil.

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Kasus tragis yang menimpa pasangan suami istri di Banyuwangi mengguncang publik.

Seorang pegawai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bernama GDF alias Gandi (41) mengaku menyesal usai dengan sadis membunuh istrinya sendiri, BW (52).

Peristiwa kelam itu terjadi di rumah mereka yang beralamat di Jalan Serayu Nomor 54, Kelurahan Panderejo, Kecamatan/Kabupaten Banyuwangi, pada Senin (20/10/2025).

Usai menghabisi nyawa sang istri, Gandi sempat dilanda rasa panik dan penyesalan yang luar biasa.

Namun di tengah kepanikannya, ia akhirnya memilih menyerahkan diri karena merasa bersalah.

Ia bahkan sempat mengirim pesan kepada polisi dan mengakui secara langsung perbuatannya.

Tindakan tersebut dilakukan tak lama setelah pembunuhan berlangsung, menunjukkan bahwa ia sadar telah melakukan kesalahan fatal.

Belakangan diketahui, motif utama di balik tindakan keji itu pelaku ketahuan selingkuh.

Kapolresta Banyuwangi, Kombes Pol Rama Samtama Putra, mengungkapkan fakta mengejutkan tersebut dalam tayangan TVOne, Selasa (21/10/2025).

"Dan tadi malam yang bersangkutan menyampaikan identitas perselingkuhannya ini. Ini (selingkuhan) juga sudah kita ambil keterangan dan ini masih kita konfirmasi untuk mendalami," kata Kapolres, dikutip dari Surya.co.id.

Namun, dari hasil pemeriksaan sementara, ternyata pelaku bukan hanya marah karena cemburu, melainkan juga didorong oleh rasa takut.

"Ketakutan dia ini (perselingkuhan) diketahui oleh korban. Nah, itulah kemudian yang bersangkutan melakukan pembunuhan terhadap korban," sambungnya.

Polisi kini terus mendalami kasus ini dengan memeriksa pihak-pihak yang diduga terlibat, termasuk selingkuhan pelaku.

Tak hanya itu, tim penyidik juga tengah mengumpulkan bukti-bukti scientific untuk memperkuat motif pembunuhan tersebut.

Baca juga: Sosok Pegawai BUMN di Banyuwangi Tega Tusuk Istri hingga Tewas, Tinggalkan 3 Anak, 14 Tahun Menikah

SUAMI BUNUH ISTRI - Olah TKP di rumah pasutri lokasi pembuhuhan di Jalan Serayu Nomor 54, Kelurahan Panderejo, Kecamatan/Kabupaten Banyuwangi, Senin (20/10/2025).
SUAMI BUNUH ISTRI - Olah TKP di rumah pasutri lokasi pembuhuhan di Jalan Serayu Nomor 54, Kelurahan Panderejo, Kecamatan/Kabupaten Banyuwangi, Senin (20/10/2025). (kolase surya/aflahul abidin)

"Ini kan kita perlu pembanding secara saintifik dari jejak digitalnya, dari percakapan handphone-nya. Ini untuk membuktikan apakah memang ada dorongan atau ada apa namanya ya semacam permintaan. Ini yang masih terus kita lakukan pemeriksaan," terang Rama.

Selain motif asmara, penyidik juga menemukan indikasi lain bahwa pelaku memiliki gaya hidup yang tidak sehat secara finansial.

Pelaku diketahui sering menggunakan uang perusahaan dan juga uang milik keluarga korban, yang memperburuk hubungan rumah tangganya.

"Yang bersangkutan terindikasi gaya hidupnya ini menggunakan uang di lingkup pekerjaannya. Termasuk juga milik keluarga korban," jelas Kapolres Rama Samtama Putra.

Terkait dugaan tersebut, polisi masih melakukan pendalaman untuk memastikan sejauh mana penyalahgunaan dana itu terjadi.

Usai membunuh istrinya, Gandi dikabarkan tidak melarikan diri, melainkan justru menghubungi pihak kepolisian untuk menyerahkan diri.

Kapolres menyebut bahwa alasan utama pelaku menyerahkan diri adalah karena ia masih memiliki anak kecil yang membutuhkan perhatian.

Dalam pemeriksaan, Gandi juga mengaku sangat menyesal atas perbuatannya.

"Awalnya tanya di grup WhatsApp yang bersangkutan, ‘Ada yang kenal polisi enggak?’ gitu. Ee ada salah satu rekannya ngasih anggota Laka. Dipikirkannya ini mungkin ada kecelakaan, gitu kan.

Nah inilah kemudian membawa salah satu personil unit Laka Satlantas kami menyampaikan bahwa ‘Saya mau menyerahkan diri karena saya habis membunuh istri saya.’ Jadi itu sesaat ee setelah ee peristiwa dia melakukan penusukan," terang Rama panjang lebar.

Baca juga: Kesal Ibunya Sering Dihina, Suami di Pelalawan Riau Tusuk Istri hingga Tewas: Sudah 9 Tahun Nikah

PEMBUNUHAN - Olah TKP di rumah pasutri lokasi pembuhuhan di Jalan Serayu Nomor 54, Kelurahan Panderejo, Kecamatan/Kabupaten Banyuwangi, Senin (20/10/2025).
PEMBUNUHAN - Olah TKP di rumah pasutri lokasi pembuhuhan di Jalan Serayu Nomor 54, Kelurahan Panderejo, Kecamatan/Kabupaten Banyuwangi, Senin (20/10/2025). (TribunJatim.com/Aflahul Abidin)

Kini, penyidik juga menelusuri kemungkinan pertengkaran rumah tangga yang kerap terjadi sebelumnya.Beberapa tetangga korban bahkan mengaku sering mendengar cekcok di rumah

pasangan tersebut, meski tidak menyangka akan berakhir tragis.

Polisi pun telah memintai keterangan dari saksi-saksi di sekitar lokasi kejadian untuk memperkuat berkas perkara.

Atas perbuatannya, Gandi dijerat Pasal 44 ayat 3 juncto Pasal 5 huruf A Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang KDRT, serta Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan.

Namun demikian, pihak kepolisian tidak menutup kemungkinan akan menjeratnya dengan pasal yang lebih berat.

"Namun demikian, jika nanti dalam perkembangan bisa kita buktikan bahwa ada perencanaan tentu kita akan kenakan 340 KUHP," tegas Kapolres Rama Samtama Putra.

Dikenal Keluarga Harmonis

Selama menjalani biduk rumah tangga, warga mengenal sosok GDF dan istrinya, BW (54) baik dan harmonis.

Pasangan ini dikenal hidup rukun tanpa tanda-tanda konflik rumah tangga.

Keduanya udah lama tinggal di lingkungan tersebut. BW merupakan warga asli Panderejo, sedangkan suaminya berasal dari kelurahan lain di wilayah Banyuwangi.

Rosi, salah satu warga yang tinggal persis di sebelah rumah korban, mengaku terkejut dengan digemparkan oleh kasus dugaan pembunuhan yang terjadi di sebuah rumah di Jalan Serayu Nomor 54 pada Senin pagi (20/10/2025).

Mereka menikah sekitar tahun 2011, saat GDF masih lajang, dan BW merupakan janda dengan dua anak.

Dari pernikahan itu, lahir seorang anak lagi, sehingga total mereka memiliki tiga orang anak.

“Anaknya ada tiga. Yang pertama kuliah di Malang, yang kedua sekolah SMK, dan yang bungsu masih SMP. Yang tinggal di rumah ini dua anaknya, karena satu kuliah di luar kota,” jelas Rosi.

Rosi mengaku sulit mempercayai kabar bahwa GDF tega menghabisi nyawa istrinya.

“Baik-baik saja, nggak pernah ada masalah atau keributan. Mereka juga aktif di lingkungan,” katanya.

Rosi mengaku mengenal akrab korban BW.

Pada malam sebelum kejadian, ia sempat bertemu dalam sebuah kegiatan warga.

Saat itu, tidak ada hal yang berbeda yang Rosi lihat dari BW.

Semua terlihat normal seperti biasanya.

"Kemarin waktu pengajian ketemu."

Kini, jenazah korban telah dibawa ke RSUD Blambangan untuk ditangani lebih lanjut.

(TribunNewsmaker.com/ TribunSumsel)

Sumber: Tribun Sumsel
Tags:
pegawai BUMNpembunuhanBanyuwangi
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved