Pilpres 2029
Survei Indikator: Prabowo Jadi Capres Terkuat, Dedi Mulyadi Unggul Jauh dari Anies Baswedan & Gibran
Survei elektabilitas Capres versi Indikator, Prabowo tetap terkuat, Dedi Mulyadi kejutan di belakangnya, Anies & Gibran tertinggal jauh.
Editor: Eri Ariyanto
Ringkasan Berita:
- Prabowo Subianto kembali menempati posisi teratas dalam survei elektabilitas calon presiden versi Indikator Politik Indonesia.
- Jika pemilu digelar saat ini, Prabowo diprediksi unggul jauh dari nama-nama lain yang disimulasikan.
- Di bawah Prabowo, Dedi Mulyadi (Demul) menempati posisi kedua dengan elektabilitas 18,4 persen, disusul Anies Baswedan di urutan ketiga dengan 9 persen. Sementara Gibran Rakabuming Raka belum mampu menembus tiga besar, hanya meraih 4,8 persen.
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Peta elektabilitas Calon Presiden (Capres) makin mengerucut, dan Prabowo Subianto yang kini menjadi Presiden Indonesia kembali berdiri paling tinggi di atas semua nama.
Di belakangnya, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi muncul sebagai kejutan baru dengan lonjakan dukungan yang menyalip Anies Baswedan dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Temuan versi Indikator Politik Indonesia menunjukkan panggung 2029 mulai berubah, dengan dinamika yang tidak lagi didominasi tokoh lama.
Baca juga: Sosok Ahrie Sonta Nasution, Ajudan Prabowo Naik Pangkat Jadi Jenderal, Gantikan Tugas Teddy Wijaya
Prabowo Subianto kembali menempati posisi teratas dalam survei elektabilitas calon presiden versi Indikator Politik Indonesia.
Jika pemilu digelar saat ini, Prabowo diprediksi unggul jauh dari nama-nama lain yang disimulasikan.
“Dalam simulasi semi terbuka 25 nama calon presiden, Prabowo Subianto unggul 46,7 persen,” ujar Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi dalam konferensi pers, Sabtu (8/11/2025).
Di bawah Prabowo, Dedi Mulyadi (Demul) menempati posisi kedua dengan elektabilitas 18,4 persen, disusul Anies Baswedan di urutan ketiga dengan 9 persen.
Sementara Gibran Rakabuming Raka belum mampu menembus tiga besar, hanya meraih 4,8 persen.
Burhanuddin menjelaskan rendahnya elektabilitas Gibran disebabkan oleh kuatnya asosiasi publik terhadap kinerja pemerintahan dengan sosok Prabowo sebagai Presiden.
Selain itu, Gibran dinilai belum memiliki rekam jejak nasional yang kuat, dan basis dukungannya masih terbatas di Jawa Tengah.
“Kepuasan publik terhadap pemerintahan Prabowo meningkat, tetapi kredit elektoralnya lebih banyak mengalir ke Pak Prabowo, bukan ke partai ataupun tokoh lain yang berada di pemerintahan,” jelas Burhanuddin.
Nama-nama lain yang mencatat elektabilitas di kisaran 1–4 persen antara lain Agus Harimurti Yudhoyono (3,9 persen), Ganjar Pranowo (3,7%), Purbaya Yudhi Sadewa (1,5%), Sherly Tjoanda (1,1%), dan Khofifah Indar Parawansa (0,5%). Adapun 7,6 persen responden menyatakan belum menentukan pilihan (TT/TJ).
Dalam simulasi yang hanya menyertakan tiga nama capres, Prabowo tetap unggul telak dengan 68,4 persen, diikuti Anies Baswedan (14,3%) dan Gibran (9,8%). Sebanyak 7,5 persen responden memilih tidak tahu atau tidak menjawab.
Burhanuddin menilai hasil ini menunjukkan bahwa dukungan terhadap Prabowo masih solid meski sudah satu tahun menjabat sebagai Presiden.
Sementara Gibran, meski telah menjadi Wakil Presiden, belum menunjukkan lonjakan elektabilitas yang signifikan.