Alasan Tutut Soeharto Gugat Menkeu Purbaya, Gegara Dicegah ke Luar Negeri Terkait Piutang Negara
Terungkap alasan Siti Hardiyanti Hastuti Rukmana atau Tutut Soeharto menggugat Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa ke PTUN Jakarta
Editor: galuh palupi
Pada 2020, Purbaya dipercaya sebagai Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Baca juga: Dikritik Purbaya, Rocky Gerung Sebut Menkeu jadi Kasir, Sindir Orang Sekelilingnya: Politisi Copet
Dalam peran ini, ia bertanggung jawab menjaga stabilitas sistem keuangan nasional, khususnya terkait perlindungan dana simpanan masyarakat di perbankan.
Penunjukan Purbaya datang di tengah protes nasional terkait sistem perpajakan yang dianggap tidak adil.
Sri Mulyani sebelumnya dikenal sebagai sosok yang berhasil mereformasi sistem perpajakan dan menjaga kredibilitas fiskal Indonesia.
Kendati demikian, dengan latar belakang teknokratis dan pengalaman lintas sektor, Purbaya Yudhi Sadewa diharapkan dapat membawa kebijakan fiskal yang responsif dan adaptif terhadap dinamika ekonomi global maupun domestik, demikian merangkum dari berbagai sumber.
Dulu Staf Luhut
Hubungan kerja antara Purbaya dan Luhut terjalin sangat erat dan panjang. Purbaya tercatat pernah memegang beberapa posisi kunci langsung di bawah Luhut, baik saat Luhut menjabat sebagai Menko Polhukam maupun sebagai Menko Marves.
Pada tahun 2015-2016, saat menjabat staf khusus Menko Polhukam yakni saat Luhut masih menjabat Menko Polhukam, Purbaya sudah menjadi salah satu penasihat ekonominya.
Lalu setahun kemudian, ia menjadi staf khusus & Deputi Menko Marves tepatnya pada 2016-2020, yakni saat Luhut bergeser menjadi Menko Marves, Purbaya ikut "diboyong". Ia bahkan dipromosikan dari Staf Khusus menjadi Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi.
Posisi sebagai deputi adalah jabatan eselon I yang sangat strategis, menunjukkan tingkat kepercayaan yang sangat tinggi dari Luhut kepada Purbaya. Ia pun disebut sebagai salah satu "tangan kanan" Luhut dalam mengelola isu-isu paling krusial di kementerian tersebut.
Meskipun koneksinya dengan Luhut adalah yang paling kuat, menyebut Purbaya hanya sebagai "orang Luhut" mungkin terlalu menyederhanakan.
Rekam jejaknya menunjukkan bahwa ia adalah seorang teknokrat profesional yang mampu "bertahan hidup" dan dipercaya di berbagai era dan di bawah berbagai kepemimpinan.
Era SBY: Ia sudah menjadi Staf Khusus Menko Perekonomian dan anggota Komite Ekonomi Nasional.
Era Awal Jokowi: Ia pernah menjadi Deputi di Kantor Staf Presiden (KSP) dan juga pernah menjadi staf khusus di Kementerian BUMN di bawah Rini Soemarno.
Kemampuannya untuk bekerja di bawah berbagai "raja" politik ini menunjukkan bahwa ia adalah seorang birokrat yang sangat adaptif dan kompeten, yang keahliannya dibutuhkan oleh siapapun yang sedang berkuasa.
(TribunNewsmaker.com/Tribun Medan)
Sumber: Tribunnews.com
Sosok Widiyanti Putri, Menteri Pariwisata Disebut Minta Air Galon untuk Mandi, Kinerja Dibongkar |
![]() |
---|
Sosok Hermanto Ketua DPRD OKU Timur Ikut Kejar Pencuri yang Berusaha Kabur, Redam Amarah Warga |
![]() |
---|
Sosok Dony Oskaria Plt Menteri BUMN Pengganti Erick Thohir, Dulunya Pernah Kerja Jadi Call Center |
![]() |
---|
Sosok M Qodari Ditunjuk Jadi Kepala Kantor Staf Kepresidenan, Awal Berkarier Sebagai Peneliti |
![]() |
---|
Pendaftaran TNI AD 2025 Dibuka Khusus Bintara dan Tamtama, Catat Jadwal dan Syaratnya |
![]() |
---|