Menkeu Purbaya Lawan Luhut, Tegas Potong Anggaran MBG Jika Tak Terserap, Didukung Mahfud: Rasional
Menkeu Purbaya tak gentar lawan Luhut Binsar Pandjaitan Kepala DEN, tegas potong anggaran MBG jika tak terserap, didukung Mahfud MD.
Editor: Listusista Anggeng Rasmi
Menkeu Purbaya Lawan Luhut, Tegas Potong Anggaran MBG Jika Tak Terserap, Didukung Mahfud: Rasional
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Eks Menko Polhukam sekaligus profesor hukum tata negara, Mahfud MD, memuji langkah berani Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa dalam mengelola keuangan negara.
Mahfud menilai, Purbaya menunjukkan ketegasan luar biasa dalam menjaga disiplin anggaran di berbagai kementerian dan lembaga.
Ia menyoroti bagaimana Purbaya secara ketat mengawasi penyerapan dana, termasuk terhadap Badan Gizi Nasional (BGN) yang menjalankan program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Purbaya yang bergelar doktor ekonomi dari Purdue University, Amerika Serikat, dengan tegas menyatakan akan menarik kembali anggaran besar yang tidak terserap maksimal hingga akhir Oktober 2025.
Langkah tegas itu sempat menuai reaksi dari Luhut Binsar Pandjaitan, Kepala Dewan Ekonomi Nasional (DEN).
Luhut meminta agar Purbaya tidak terlalu terburu-buru menenggat BGN dengan ancaman penarikan anggaran.
Namun Purbaya bergeming dan tetap pada pendiriannya untuk menerapkan disiplin anggaran yang ketat.
Kebijakan keras itu justru mendapat dukungan penuh dari Mahfud MD.
Menurut Mahfud, sikap Purbaya menunjukkan integritas dan keberanian dalam menjaga uang rakyat.
Baca juga: Gebrakan Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa, Usul Presiden Tak Pusing Cari Pengganti Wamenkeu: Irit Gaji!

“Luhut itu terbuka kalau dilawan gitu dan rasional. Kan dulu sering kan kita ketemu Pak Luhut, ‘Pak jangan begitu, iya sudah kalau Pak Mahfud bilang gitu ya gitu.’ gitu kan artinya dia mau mendengar,” ujar Mahfud dalam kanal YouTube-nya, @MahfudMD, Selasa (7/10/2025).
Mahfud menambahkan bahwa permintaan Luhut sebetulnya bukanlah perintah mutlak yang tidak bisa dibantah.
Menurutnya, Luhut justru dikenal sebagai sosok yang terbuka terhadap argumentasi logis.
Ia yakin jika Purbaya mampu menjelaskan alasan kebijakannya secara rasional, maka Luhut pun akan memahami keputusan tersebut.
“Kalau Pak Luhut tuh tidak pada harga mati gitu,” tutur Mahfud menegaskan.