Viral dan Disukai Publik, Menkeu Purbaya Dijagokan Maju Cawapres Mendatang, Kaget: Gue Nggak Mikirin
Kini diidolakan publik, Purbaya Yudhi Sadewa ditanya soal kemungkinan maju cawapres di pemilu mendatang, ini jawabannya.
Editor: ninda iswara
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Fenomena baru yang cukup menarik tengah menyapu jagat media dan sosial di Indonesia saat ini.
Sosok yang sebelumnya mungkin hanya dikenal secara terbatas di kalangan pemerintahan, kini tiba-tiba menjadi perbincangan hangat di berbagai lapisan masyarakat.
Dari percakapan santai di warung kopi hingga diskusi serius di linimasa media sosial, kehadiran dan setiap langkahnya selalu dinantikan dengan penuh antusias.
Wajahnya kerap muncul di berbagai platform, mulai dari portal berita online, meme yang bertebaran, hingga diskusi daring yang cepat menjadi viral.
Sosok ini membawa nuansa yang berbeda, tidak hanya dari sisi kebijakan, tetapi juga dari gaya dan cara penyajiannya yang unik serta jauh dari kesan kaku pejabat pada umumnya.
Baca juga: Sebulan Jabat Menteri Keuangan, 10 Kinerja Purbaya, Bakal Tarik Dana MBG, Tunda Pajak Belanja Online
Seolah-olah, dia hadir membawa angin segar yang mampu menghidupkan suasana dan menarik perhatian publik yang selama ini mungkin bosan dengan wajah-wajah pejabat yang monoton.
Setiap gerak-geriknya seakan memiliki magnet tersendiri, tidak hanya membuat media terpaku, tetapi juga masyarakat luas yang merasa terhibur sekaligus penasaran dengan sosok tersebut.
Fenomena ini semakin menarik perhatian karena sosok tersebut ternyata adalah Menteri Keuangan yang baru menggantikan Sri Mulyani, yaitu Purbaya Yudhi Sadewa.
Menurut informasi yang dilansir dari Tribunnews.com, sejak resmi dilantik menjadi Menkeu, Purbaya Yudhi Sadewa langsung menjadi pusat perhatian publik.
Berbagai kebijakan yang diambilnya tidak lepas dari sorotan tajam masyarakat dan media.
Tidak hanya itu, aktivitas-aktivitasnya di dunia nyata maupun di media sosial juga berhasil mencuri perhatian netizen, membuat namanya kian viral dan diperbincangkan di berbagai platform.
Fenomena ini juga diamini oleh pengamat politik dari Lembaga Survei KedaiKOPI, Hendri Satrio, yang menyampaikan pandangannya dalam program YouTube Indonesia Lawyers Club.
Hendri menegaskan bahwa Purbaya memang berhasil menciptakan gelombang baru dalam dunia politik dan pemerintahan yang jarang terjadi sebelumnya.
Perlu diketahui, Lembaga Survei KedaiKOPI sendiri merupakan lembaga riset independen yang fokus pada survei politik, opini publik, dan analisis kebijakan di Indonesia.
Dikenal karena pendekatannya yang lugas dan data yang mudah dipahami, KedaiKOPI kerap menjadi rujukan media dan pengamat dalam menilai tren politik serta respons publik terhadap kebijakan pemerintah.
"Saya nggak tahu nanti, karena dia terlalu melambung saat ini, media suka, rakyat suka, media sosialnya dia, tim komunikasinya mungkin kuat juga ya sehingga viral di mana-mana di media sosial," ungkap Hendri, Kamis (9/10/2025).
"Entah hingga berapa lama rakyat menikmati permainan drama seorang Purbaya sampai akhirnya mereka menyadari bahwa kantongnya nggak tebel-tebel, kantongnya tipis aja," imbuhnya.
Namun, Hendri mengatakan bahwa kesuksesan Purbaya ini belum bisa diukur untuk sekarang ini, karena bagaimana dampak kebijakannya untuk ekonomi Indonesia belum terbukti dengan pasti.
"Dia kritik ketenagakerjaan, dia kritik pertamina, dia kritik BUMN, kritik bank-bank himbara, tapi kan kita nggak tahu nih seberapa sukses nanti dia, bagaimana kemudian pajak, bea cukai, bisa memutar ekonomi Indonesia lagi, itu belum tahu," ucapnya.
Meski demikian, Hendri mengakui bahwa kemunculan Purbaya bisa menumbuhkan rasa positif di masyarakat terhadap pemerintahan Prabowo saat ini.
"Memang Purbaya ini sebuah fenomena baru jelang 1 tahun Pak Prabowo yang mungkin juga bisa menumbuhkan optimisme dan menumbuhkan rasa positif di masyarakat terhadap pemerintahan Pak Prabowo," ujarnya.
"Sampai kapannya, nanti rakyat pasti yang menentukan, tapi yang jelas kita semua yang hadir di sini, semua teman-teman yang ada di ILC (Indonesia Lawyers Club) kali ini harus mengakui bahwa kita memang terjebak Purbaya," tambah Hendri.
Hendri juga mengatakan salah satu hal yang disorot dari sosok Purbaya itu adalah dia tidak akan peduli dengan yang lain, asalkan RI 1 atau Presiden Prabowo sudah tahu dan setuju dengan kebijakan yang dia buat.
Dia juga mengatakan rakyat sekarang ini sangat suka dengan gebrakan-gebrakan dan gaya koboi ala Purbaya, hingga menteri baru itu viral di mana-mana.
"Purbaya nggak peduli yang lain 'yang penting RI 1 tahu udah beres', dan menariknya lagi, kan orang menggosipkan si Purbaya ini orang siapa, emang rakyat peduli? Enggak, yang rakyat peduli itu gebrakan-gebrakannya, koboi-koboinya itu," katanya.
Oleh karena itu, Hendri pun menyebut hal ini sebagai fenomena media darling yang tidak biasa karena selama ini sangat jarang terjadi, apalagi terhadap Menteri Keuangan.
"Mungkin hasil timnas kita lawan Arab Saudi pun akan dikomentari oleh Purbaya dan bisa viral juga itu nanti. Jadi ini fenomena media darling yang nggak biasa, mana ada Menteri Keuangan media darling, jarang terjadi," ujar Hendri.
Media darling adalah sosok, tokoh, atau entitas, seperti merek atau organisasi yang sangat populer di media dan sering mendapatkan liputan dengan nada positif.
Mereka dianggap sebagai sumber berita yang menarik dengan nilai berita tinggi, sehingga mudah disukai dan sering diliput oleh awak media.
Sehingga menjadikannya idola baru di mata publik, sebuah perkembangan yang mengejutkan mengingat awal penunjukannya sempat membuat banyak pihak sangsi.
Namun, karisma dan kinerjanya yang mulai terlihat membuatnya kini digadang-gadang oleh sebagian kalangan.
Baca juga: Menkeu Purbaya vs Menteri Bahlil, Semprot Pertamina & Singgung Harga Gas LPJ: Malas-malasan Aja!

Popularitas Purbaya yang meroket ini langsung memicu pertanyaan spekulatif seputar kemungkinan dirinya maju sebagai calon wakil presiden (cawapres) dalam pemilihan umum (pemilu) mendatang.
Pertanyaan sensitif itu dilontarkan oleh seorang wartawan saat acara Investor Daily Summit 2025 di Jakarta, Kamis (9/10/2025).
"Bapak jadi idola baru nih Pak, kepikiran enggak untuk jadi cawapres enggak Pak?" tanya wartawan tersebut seperti dilansir Kompas.com, Kamis.
Mendengar pertanyaan mendadak itu, Menkeu Purbaya tampak terkejut. Ia pun memberikan respons spontan dan terkesan merendah.
"Ah, baru juga sebulan kerja gila, lu," jawab Purbaya sambil tertawa ringan.
Purbaya kemudian menjelaskan bahwa popularitas di mata masyarakat adalah hal yang fluktuatif, apalagi terkait kinerja ekonomi.
"Itu kan bisa berubah. Kalau ekonomi bagus, begitu (banyak diidolakan) turun, turun lagi. Ekonomi kan naik-turun, naik-turun. Jadi jangan cepat-cepat (mengambil kesimpulan). Dan gue enggak mikirin juga (menjadi cawapres)," tegasnya.
Saat didesak kembali oleh awak media untuk memastikan apakah dirinya sama sekali belum terpikir untuk terjun ke ranah politik, mantan bos Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) itu menolak dengan tegas.
"Enggak, enggak mikir sama sekali," ujarnya.
Purbaya menekankan bahwa fokusnya saat ini adalah pekerjaan di Kementerian Keuangan. Ia merasa tugasnya masih jauh dari selesai dan baru menyentuh permukaan persoalan ekonomi.
"Kerja juga belum (seluruhnya). Ini kan baru cuman di permukaan saja. Yang di bawahnya belum kita sisir, kebetulan. Ini enggak ada pilihan sama sekali. Gue enggak peduli juga," tutup Purbaya.
Apa Saja Gebrakan Purbaya Selama Jabat Menkeu?
- Salurkan Dana Rp200 Triliun ke Bank Himbara
Purbaya menyalurkan sekitar Rp200 triliun dari kas negara yang selama ini mengendap di rekening BI ke lima bank nasional, yakni Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Mandiri, Bank Syariah Indonesia (BSI), Bank Tabungan Negara (BTN).
Dari total dana Rp 200 triliun, Bank Mandiri, BRI dan BNI mendapat alokasi terbesar, masing-masing Rp 55 triliun. Sementara BTN dicairkan Rp 25 triliun, dan BSI Rp 10 triliun.
Tujuan dana tersebut disalurkan untuk mendukung ketersediaan likuiditas guna mendorong peningkatan penyaluran kredit sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi.
Dana Rp 200 triliun akan ditempatkan dalam bentuk rekening pemerintah. Purbaya yakin dana itu tidak akan dibiarkan mengendap karena ada biaya (cost) dari penempatan dana tersebut sehingga bank akan terdorong untuk mencari imbal hasil lebih tinggi.
- Pastikan Cukai Rokok Tak Naik 2026
Purbaya juga memastikan tidak ada kenaikan tarif cukai rokok pada 2026 mendatang.
Pihaknya, kata Purbaya, tengah menyiapkan sistem khusus industri hasil tembakau (IHT) dengan konsep sentralisasi dengan melibatkan pelaku industri kecil hingga besar.
Harapannya, sistem itu bisa menekan peredaran rokok ilegal yang selama ini tidak membayar pajak.
Meski cukai tidak naik, harga jual eceran (HJE) rokok tetap naik.
- Kejar Penunggak Pajak
Selanjutnya, Purbaya menyatakan tengah mengejar 200 penunggak pajak yang sudah berkekuatan hukum (inkracht) dan targetnya negara bisa mengantongi Rp 60 triliun.
Dengan adanya status yang sudah inkracht secara hukum, kata Purbaya, membuat para penunggak pajak besar tidak bisa menghindar lagi.
Hingga saat ini, tercatat ada 84 wajib pajak yang telah membayarkan utang senilai Rp 5,1 triliun.
Dengan demikian, masih ada 116 wajib pajak lagi yang belum membayar tunggakannya. Purbaya pun masih terus akan menargetkan sisanya untuk membayar ke negara hingga akhir tahun.
- Ancam Tarik Anggaran Kementerian yang Tak Bisa Belanja
Purbaya juga menyampaikan bahwa pemerintah tidak akan membiarkan dana menganggur di kementerian dan lembaga yang serapannya belum optimal.
Dana yang ditarik dari kementerian itu akan segera didistribusikan ke program-program lain yang siap berjalan.
Dengan begitu, kata Purbaya, alokasi anggaran tetap produktif dan berdampak langsung bagi masyarakat.
- Tarik Dana MBG yang Tak Terserap Optimal
Selain itu, Purbaya juga menyatakan bakal menarik anggaran Makan Bergizi Gratis (MBG) jika dananya tidak terserap maksimal, terhitung akhir Oktober hingga Desember.
Purbaya menegaskan, kebijakan ini merupakan bagian dari disiplin fiskal dan efisiensi belanja negara.
Dia mengatakan, nantinya dana yang tidak terserap itu akan dialihkan ke program lain.
“Tetap saya akan nilai sampai akhir Oktober, kalau akhir Oktober saya tahu nanti sampai Desember beberapa triliun tidak terpakai, saya ambil uangnya."
"Tidak ada bedanya kok, enggak ada yang berubah. Kalau enggak dipakai ya diambil, di sana juga nganggur duitnya, saya sebarin ke tempat lain yang lebih siap,” ujar Purbaya di Balai Kota Jakarta, pada Selasa (7/10/2025).
- Desak Pembangunan Kilang Minyak
Purbaya meminta PT Pertamina (Persero) segera merealisasikan pembangunan kilang minyak yang telah lama direncanakan.
Dia mengatakan, langkah ini penting untuk menekan subsidi BBM yang terus membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
"Itu memang kewajiban mereka. Dulu Pertamina punya rencana bangun kilang, ya jalani saja. Jadi enggak perlu silang pendapat," ujar Purbaya di Direktorat Jenderal Pajak, Rabu (1/10/2025).
Purbaya pun menegaskan, pembangunan kilang bukan hanya soal efisiensi anggaran, tetapi juga soal menciptakan nilai tambah bagi Indonesia.
"Kalau rencana dijalankan dengan cepat, kita bisa hemat subsidi. Dan sebagian value added akan tercipta di sini, bukan di negara lain," tegasnya.
Purbaya menambahkan, jika kilang dibangun dan produksi dalam negeri diperkuat, maka beban subsidi bisa ditekan dan ketergantungan impor bisa dikurangi secara signifikan.
Baca juga: Kelakar Purbaya Ditanya Kesan Sebulan jadi Menkeu, Seperti Udah Setahun: Tiap Hari Ketemu Anda Terus

- Pangkas Transfer ke Daerah
Purbaya menyatakan bakal memotong anggaran transfer ke daerah (TKD) 2026.
Namun, sejumlah gubernur dari berbagai daerah yang tergabung dalam Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI), meminta agar Purbaya tak memotong anggaran TKD tersebut.
Pasalnya, penurunan TKD 2026 yang dialami oleh banyak pemerintah daerah (pemda) menimbulkan dampak ke belanja daerah. Terlebih bagi pemda yang pendapatan asli daerah (PAD) kecil.
Ketua Umum APPSI sekaligus Gubernur Jambi Al Haris mengatakan, penurunan anggaran TKD 2025 itu membuat tidak sedikit pemda yang bakal kesulitan untuk menggaji pegawai dan melaksanakan program pembangunan daerah.
Purbaya pun memahami keinginan pemda agar beban mereka dikurangi dengan bantuan dari pemerintah pusat.
Namun, untuk saat ini, katanya, dirinya selaku Bendahara Negara masih harus menjaga defisit APBN tetap di bawah 3 persen dari produk domestik bruto (PDB) sesuai ketentuan.
Purbaya kemudian menjelaskan, disiplin fiskal diperlukan mengingat saat ini perekonomian cenderung melambat sehingga dibutuhkan anggaran dari APBN untuk menstimulus perekonomian.
"Saya jaga semuanya dulu. Saya optimalkan belanja, saya optimalkan pendapatan. Saya hilangkan gangguan di bisnis," ucapnya, saat ditemui di kantornya, Jakarta, Selasa (7/10/2025).
Purbaya pun berjanji akan mengevaluasi kembali postur alokasi anggaran TKD 2026 apabila perekonomian membaik, pendapatan negara bertambah, dan pemda memperbaiki kualitas belanja mereka.
"Pada dasarnya tergantung mereka (pemda) sendiri mau seperti apa ke depan. Kalau mereka bagus, mereka bisa meyakinkan pimpinan kan. Saya juga punya senjata tambahan untuk menjelaskan bahwa seharusnya seperti ini lagi (TKD naik)," tukasnya. (*)
(TribunNewsmaker/Tribunnews)
Sumber: Tribunnews.com
Sebulan Jabat Menteri Keuangan, 10 Kinerja Purbaya, Bakal Tarik Dana MBG, Tunda Pajak Belanja Online |
![]() |
---|
Menkeu Purbaya vs Menteri Bahlil, Semprot Pertamina & Singgung Harga Gas LPJ: Malas-malasan Aja! |
![]() |
---|
Tuding Menteri Prabowo Dipilih karena Koneksi, Bukan Kompetensi, Anies Baswedan: Kapan Negeri Maju? |
![]() |
---|
Didesak Mundur, Bupati Indramayu Lucky Hakim Malah Curhat ke Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi |
![]() |
---|
Ketegasan Nyata Menteri Keuangan Purbaya: 26 Pegawai Pajak Dipecat dan 13 Lainnya Masih Diproses |
![]() |
---|