Dikutip dari Kompas.com, kuasa hukum Fuji, Sandy Arifin, mengungkapkan bahwa pihak terlapor telah mengakui perbuatannya di hadapan penyidik.
KASUS FUJI - Admin pribadi Fuji disebut gelapkan uang hingga 1 miliar (Tribunnews.com/Alivio)
“Terlapor sudah diperiksa dua kali, dan kami mendapat informasi bahwa yang bersangkutan telah mengakui perbuatannya,” ujar Sandy kepada awak media.
Ia menambahkan, penyidik kini tengah menelusuri kemungkinan adanya pihak lain yang ikut terlibat.
“Yang sedang didalami sekarang adalah apakah pelaku bekerja sama dengan pihak lain, dan di mana hal itu terjadi. Karena itu, Fuji juga memberikan keterangan tambahan hari ini,” jelasnya.
Fuji membenarkan bahwa pelaku berasal dari kalangan internalnya sendiri.
“Laporan kali ini juga soal penggelapan, dan lagi-lagi dari orang dalam,” ungkapnya.
Ia menegaskan bahwa terlapor bukanlah manajernya, melainkan admin pribadi yang sudah lama bekerja bersamanya.
Menurut Fuji, modus penggelapan dilakukan dengan cara memalsukan bukti transfer dan menjalankan sistem “gali lubang tutup lubang.”
“Bukti transfer yang dikirim ternyata bukan ke aku. Yang dikasih lihat ke aku pun sebenarnya bukti dari brand lain. Jadi kayak sistem gali lubang tutup lubang gitu,” jelas Fuji.
Untuk memperkuat laporan, Sandy menyebut pihaknya akan menghadirkan saksi tambahan dari pihak klien atau brand yang bekerja sama dengan Fuji.
“Kami akan melengkapi keterangan dari pihak brand agar bisa dipastikan bahwa pembayaran memang sudah dilakukan, tapi tidak pernah sampai ke Fuji,” tutupnya.
KASUS FUJI - Admin pribadi Fuji disebut gelapkan uang hingga 1 miliar (Instagram.com/@fuji_an)
Fuji Merasa Trauma dan Kehilangan Kepercayaan
Kasus penggelapan yang menimpanya membuat Fuji merasa trauma dan sulit mempercayai orang lain.
Fuji mengaku sudah berusaha lebih hati-hati setelah pengalaman serupa sebelumnya, namun kali ini ia tak menyangka pengkhianatan datang dari orang dekat.
“Aku udah nggak percaya deh sama orang yang bohong atau nipu. Kadang kalau ngomong A, ternyata di dalam hati beda lagi,” ujar Fuji dengan nada kecewa.
Menurutnya, kasus kali ini lebih sulit diantisipasi karena diduga dilakukan secara terorganisir.
“Padahal aku udah hati-hati banget. Tapi susah kalau mereka saling bantu dan nutup-nutupin,” katanya.
Fuji juga mengaku kini berada di titik lelah menghadapi kasus yang berulang.
“Jujur, kalau dibilang trauma, aku malah udah nggak tahu lagi rasanya. Lebih ke, ‘Yah, kejadian lagi nih?’,” tuturnya.
Melihat putrinya kembali menjadi korban, keluarga Fuji kini lebih berhati-hati.
Sang ayah disebut ikut membantu menyeleksi orang-orang yang akan bekerja sama dengan Fuji.
“Papa sekarang lebih waspada. Setiap ada yang mau kerja sama aku, pasti ditanya-tanyain dulu, diajak ngobrol, sampai minta nomor WhatsApp-nya,” kata Fuji.
Sementara sang ibu memberikan dukungan emosional dengan terus menemaninya.
“Waktu kejadian, aku sempat nangis terus. Mama tiap pagi datang ke rumah, nemenin dan dengerin aku cerita,” tambahnya.
Kasus dugaan penggelapan ini masih dalam penyelidikan. Polisi kini fokus mengusut apakah ada pihak lain yang terlibat dalam skema penggelapan yang menyebabkan Fuji kehilangan uang lebih dari Rp1 miliar tersebut.