Kematian Brigadir Esco
Tampang Briptu Rizka saat Rekonstruksi Kematian Brigadir Esco, Diteriaki hingga Dimaki-maki Warga
Polisi menggelar rekonstruksi kasus kematian Brigadir Esco. Briptu Rizka selaku tersangka tampak disoraki oleh warga.
Editor: Febriana
“Langkah pengamanannya kita sudah kordinasi dari awal dengan keluarga dan warga yang ada di Bonjeruk. Dari awal sebelum ini terjadi, rekonstruksi ini, kita sudah berkabar, kita sama-sama dari pihak desa ke dua desa sudah kordinasi dan itu akan ditingkatkan,” tegasnya.
Dengan situasi yang memanas, lantaran warga yang kecewa akan jalannya proses rekonstruksi, pihak desa juga akan meningkatkan pengamanan, dengan akan menerjunkan BKD untuk intens berjaga di TKP.
“Dan BKD juga kita datangi disini membantu pihak kepolisian untuk sama-sama menjaga keamanan,” tegasnya.
Dia juga berharap, kasus kematian Brigadir Esco ini cepat terungkap dan masyarakat yang ada di Nyiur Lembang dan Bonjeruk tenang.
Sebelumnya, Polres Lombok Barat menggelar rekonstruksi kasus kematian Brigadir Esco Faska Rely, Intelijen Polsek Sekotong, di Dusun Nyiur Lembang, Desa Jembatan Gantung, Kecamatan Lembar, Lombok Barat.
Rekonstruksi diperagakan langsung oleh istri Esco, tersangka Brigadir Rizka Sintiyani. Adegan pertama dimulai dari gang depan rumah tersangka di Rt 02, Dusun Nyiur Lembang.
Pantauan TribunLombok.com di lokasi kejadian, rekonstruksi terbuka untuk umum karena menampilkan versi versi tersangka.
Ratusan warga terlihat berbondong-bondong memadati Tempat Kejadian Perkara (TKP) sebelum gelar rekonstruksi dimulai.
Sekitar pukul 10.16 Wita rekonstruksi dimulai, tersangka Rizka disambut sorakan warga saat keluar dari mobil tahanan dan jalan menuju area gang.
Tidak hanya warga setempat, warga dari berbagai daerah termasuk asal korban di Lombok Tengah juga turut memadati lokasi.
Beberapa dari mereka ada yang sampai memanjat pohon hingga menaiki bukit di belakang rumah tersangka untuk menyaksikan rekonstruksi. Bahkan ada yang sampai berjualan es kelapa diantara kerumunan warga.
Namun sesaat kemudian, rekonstruksi yang terbuka untuk umum ini berubah menjadi tertutup, saat reka adegan di dalam rumah, masyarakat bahkan tak bisa memantau, dan harus berada di luar polimer line.
Puncak kemarahan warga terjadi sesaat kemudian tersangka yakni Briptu Rizka menolak untuk menjalani reka adegan di kebun tempat ditemukannya mayat Brigadir Esco tergantung.
Baca juga: Ayah Tiri Yakin 1000 Persen Briptu Rizka Bukan Pembunuh Brigadir Esco: Lihat Darah Aja Dia Takut
(TribunnewsMaker.com)(TribunLombok.com)