Curhatan Pilu Kakek Angga Siswa SMP di Grobogan yang Tewas Usai Dibully, Korban Sering Mengeluh

Siswa SMP Grobogan Tewas Mengenaskan Diduga Korban Bullying, Kepala Sekolah Angkat Bicara, Curhatan Pilu Kakek Bikin Hati Teriris!

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Misteri kematian Angga Bagus Perwira (12), siswa kelas VII SMP Negeri 1 Geyer, Grobogan, yang tewas di dalam ruang kelasnya sendiri, terus menyedot perhatian publik.

Bocah malang ini diduga kuat menjadi korban perundungan brutal (bullying) yang dilakukan teman sekelasnya, hingga mengalami pembekuan darah di kepala.

Setelah insiden tragis itu mencuat, Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Geyer, Sukatno, akhirnya memberikan klarifikasi.

Sukatno menyatakan bahwa penanganan kasus yang menggemparkan ini kini telah diserahkan sepenuhnya kepada aparat penegak hukum.

Kabar duka ini sontak membuat kedua orangtua Angga, Sawendra dan Ike Purwitasari, yang tinggal di Cianjur, Jawa Barat, harus bergegas pulang ke Grobogan.

Kepiluan tak terhingga menyelimuti saat mereka melihat putra kesayangan sudah tak bernyawa.

Baca juga: 17 Tahun Pura-pura Tak Tahu Diselingkuhi, Kak Jill Pamer ke Maia: Bobo Masih Bareng Tubuh Nempel

Jenazah Angga dimakamkan di pemakaman umum Desa Ledokdawan, Geyer, Grobogan pada Minggu pagi pukul 09.00 WIB.

"Pernah Sakit di Kepala dan Enggan Sekolah," Curhat Pilu Kakek Korban

Fakta baru terungkap dari keluarga korban.

Kakek Angga, Pujiyo (50), dengan suara bergetar menceritakan penderitaan sang cucu yang ternyata sudah sering mengeluh menjadi target bully di sekolah.

"Pernah sakit juga di kepala karena dipukuli dan tidak masuk sekolah."

"Kami akhirnya datangi sekolah dan melaporkannya."

"ABP pun kemudian mau masuk sekolah meski tetap dihina dan dianiaya."

"Dia itu anak penurut dan enggak aneh-aneh. Hobinya sepak bola," kata Pujiyo, mengungkap betapa lamanya Angga menahan derita.

Baca juga: 5 Tahun Dipacari Dul, Begini Unggahan Tissa Biani saat Syifa Hadju Lebih Dulu Dilamar El Rumi

Pujiyo bahkan secara terbuka menyayangkan sikap sekolah yang dinilai kurang pengawasan, padahal insiden penganiayaan sudah pernah terjadi sebelumnya.

"Harusnya diawasi, kan udah kejadian. Kasihan mas, anaknya pendiam."

"Orangtuanya kalau pulang hanya pas Lebaran,” tambahnya sambil tak kuasa menahan tangis.

Di tengah duka, keluarga juga menerima informasi simpang siur, termasuk dugaan mengerikan bahwa Angga sempat dijatuhkan dari tangga sebelum ditemukan meninggal.

Polres Grobogan kini dituntut untuk mengusut tuntas setiap detail dan memastikan tidak ada pihak yang lolos dari jeratan hukum atas kematian tragis Angga.

(Tribunnewsmaker.com/Candra)