Breaking News:

Berita Viral

Sosok Aipda F Polisi Tipu Rp2,6 M, Anak Korban Dijanjikan Masuk Akpol, Awal Seleksi Langsung Gagal

Inilah sosok Aipda F polisi tipu Rp2,6 Miliar, anak korban dijanjikan masuk Akpol, tapi awal seleksi langsung gagal.

TRIBUNJATENG/REZANDA AKBAR D.
DITIPU POLISI - Dwi Purwanto warga Pekalongan, Jawa Tengah, menunjukan foto Alex (mengenakan pakaian berwarna putih) dan Agung (mengenakan baju hitam) dua dari pelaku penipuan rekrutmen taruna Akpol. Kasus ini bermula saat Dwi menerima pesan WA dari anggota Polres Pekalongan, Aipda F, pada 9 Desember 2024. 
Ringkasan Berita:
  • Sosok  Aipda F alias Rohim polisi aktif dilaporkan kasus dugaan penipuan di Kabupaten Pekalongan.
  • Aipda F menjanjikan anak korban lolos Akpol dengan bayar ulang miliaran rupiah.
  • Namun anak korban baru mengikuti seleksi awal sudah langsung gagal

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Dua anggota polisi yang masih aktif dilaporkan ke Polda Jawa Tengah (Jateng) atas dugaan kuat terlibat dalam kasus penipuan yang merugikan seorang warga Kabupaten Pekalongan bernama Dwi Purwanto.

Kasus penipuan  ini mencuat setelah Dwi resmi melayangkan laporan pada Agustus 2025, usai dirinya mengalami kerugian hingga mencapai Rp2,6 miliar akibat bujuk rayu pelaku yang mengaku mampu meloloskan anaknya masuk ke Akademi Kepolisian (Akpol).

Pelaku meyakinkan korban bahwa proses penerimaan bisa dilakukan melalui jalur istimewa yang disebut sebagai “kuota Kapolri”, yang ternyata hanya akal-akalan belaka.

Dua polisi aktif yang dilaporkan Dwi masing-masing adalah Aipda F alias Rohim dan Bripka AUK alias Alex, keduanya diduga berperan penting dalam memperdaya korban.

Tak hanya dua oknum polisi tersebut, Dwi juga melaporkan dua warga sipil, yaitu Joko dan Agung, yang bahkan berani mengaku sebagai adik Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo demi meyakinkan korban.

Menurut Dwi, total uang yang telah diserahkan kepada para pelaku mencapai Rp2,65 miliar, dengan harapan sang anak bisa diterima di Akpol tanpa hambatan.

"Totalnya semua (rugi) Rp2,65 miliar. Saya langsung klarifikasi dan mereka berjanji akan mengembalikan uang," ungkap Dwi saat diwawancarai pada Rabu (22/10/2025), dikutip dari Kompas.com.

Namun, janji tinggal janji, hingga kini, Dwi mengaku belum melihat sedikit pun itikad baik dari para terlapor untuk mengembalikan kerugiannya.

"Tapi, sampai sekarang belum ada itikad baik," kata Dwi menegaskan kekecewaannya.

Salah satu oknum yang dilaporkan, Aipda F alias Rohim, diketahui memiliki nama lengkap Aipda Fachrurohim.

Baca juga: Sosok AKP Ramli, Perwira Polisi Punya Rubicon Pelat Palsu, Bantah Kendaraan Bodong, Diperiksa Propam

DITIPU POLISI - Dwi Purwanto warga Pekalongan, Jawa Tengah, menunjukan foto Alex (mengenakan pakaian berwarna putih) dan Agung (mengenakan baju hitam) dua dari pelaku penipuan rekrutmen taruna Akpol. Kasus ini bermula saat Dwi menerima pesan WA dari anggota Polres Pekalongan, Aipda F, pada 9 Desember 2024.
DITIPU POLISI - Dwi Purwanto warga Pekalongan, Jawa Tengah, menunjukan foto Alex (mengenakan pakaian berwarna putih) dan Agung (mengenakan baju hitam) dua dari pelaku penipuan rekrutmen taruna Akpol. Kasus ini bermula saat Dwi menerima pesan WA dari anggota Polres Pekalongan, Aipda F, pada 9 Desember 2024. (TRIBUNJATENG/REZANDA AKBAR D.)

Dalam struktur kepolisian, pangkat Ajun Inspektur Polisi Dua (Aipda) merupakan jenjang Bintara Tinggi tingkat satu, yang memiliki simbol satu buah segitiga ganda berwarna perak.

Berdasarkan informasi dari TribunJateng.com, Fachrurohim tercatat sebagai anggota aktif di Polsek Paninggaran, Polres Pekalongan.

Dwi pun menuturkan bahwa hubungannya dengan Aipda F bukan hubungan baru, mereka telah saling mengenal cukup lama.

Menurut pengakuannya, ia pertama kali mengenal Aipda Fachrurohim sejak tahun 2011, dan selama ini mempercayainya sebagai teman sekaligus aparat penegak hukum yang dapat dipercaya.

Karena kedekatan itulah, Dwi merasa sangat terpukul dan tidak menyangka akan menjadi korban penipuan oleh seseorang yang selama ini dianggapnya teman sendiri.

"(Padahal) saya percaya karena sudah kenal Rohim (Aipda F) sejak 2011," ujar Dwi dengan nada kecewa.

Kronologi Dugaan Penipuan

Kasus penipuan ini bermula saat Aipda F mengirim pesan WhatsApp kepada Dwi Purwanto pada 9 Desember 2025, berisikan penawaran bantuan memasukkan anaknya ke Akpol.

Aipda F mengaku bisa membantu anak Dwi masuk Akpol lewat jalur khusus "kuota Kapolri" jika membayar sebesar Rp3,5 miliar.

Dwi awalnya sempat menolak, namun Aipda F gencar "merayunya".

Akhirnya, Dwi pun percaya setelah Aipda F datang ke rumahnya bersama Bripka AUK.

Kepada Dwi, Aipda F dan Bripka AUK mengaku punya kenalan seorang pensiunan jenderal polisi bernama Babe.

Ilustrasi uang kertas
Ilustrasi uang kertas (Twitter)

Baca juga: Sosok 4 Polisi Blitar Pangkat Bripka & Aipda Dipecat Bersama-sama, Gara-gara Narkoba dan Penggelapan

Mereka juga mengaku kenal dengan sosok Agung yang disebut sebagai adik Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Tak hanya itu, Aipda F dan Bripka AUK juga mengarang cerita, mengatakan ada satu kuota kosong sebab ada satu peserta yang membatalkan pendaftaran.

"Katanya ini kuota khusus, tinggal bayar Rp3,5 miliar. Separuh dulu tanda jadi, sisanya setelah panpus (pantukhir pusat)" jelas Dwi, masih dari TribunJateng.com.

"Katanya sebelumnya ada yang mau pakai kuotanya tapi ga jadi karena orangnya daftar tentara, jadinya ada satu kuota kosong," imbuhnya.

Dwi lantas memberikan uang muka sebanyak Rp500 juta kepada Aipda F dan Bripka AUK pada 21 Desember 2024, di sebuah kafe di Semarang.

Dua minggu berselang, Aipda F kembali meminta uang sebanyak Rp1,5 miliar. Alasannya, uang itu digunakan untuk menyelesaikan proses administrasi di Jakarta.

Dwi mengatakan permintaan Aipda F itu terkesan mendesak sebab uang tersebut harus ditransfer maksimal keesokan harinya.

"Mereka mendesak, katanya malam itu juga atau paling lambat besok pagi harus dibayar. Saya sampai pinjam ke saudara yang habis jual dua mobil," jelas Dwi, masih dari TribunJateng.com.

Tak lama setelahnya, Dwi dipertemukan dengan Agung dan Joko. Dua orang ini diperkenalkan sebagai penghubung langsung ke Babe.

"Katanya nanti anak saya akan diurus langsung sama Babe lewat Joko. Jadi semua tahapannya tinggal jalan," ungkapnya.

Lagi-lagi, Dwi terbujuk rayuan para penipu itu. Ia mentransfer empat kali ke rekening Joko dengan total nominal Rp650 juta.

Sayang, anak Dwi dinyatakan gagal saat menjalani seleksi tahap pertama.

Dwi pun meminta kejelasan pada keempat pelaku di mana mereka sempat berjanji akan mengembalikan uangnya.

Namun, menurut Dwi, hingga saat ini tak ada itikad baik dari mereka.

Kasus Naik Tahap Penyidikan

Dwi Purwanto mengatakan kasus dugaan penipuan yang dialaminya sudah naik ke tahap penyidikan.

Ia juga mengaku sudah dimintai keterangan oleh pihak kepolisian.

Namun, Dwi mengaku tak tahu apakah para pelaku juga sudah dipanggil.

Sebab, salah satu pelaku disebut Dwi saat ini sedang menjalani pendidikan.

"Saya serahkan semua bukti transfer, percakapan WhatsApp, dan kronologinya," ujarnya.

"Perkembangan penyidik kemarin naik ke Sidik, tingkat sidik. Tetapi kelihatannya belum, belum diproses lagi."

"Kalau saya sudah dimintai keterangan juga. Sekarang salah satu pelakunya malah sedang pendidikan," lanjut dia.

Terpisah, Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Artanto, mengatakan pihaknya masih melakukan pengecekan terhadap laporan tersebut.

"Ini sedang saya cek dulu ke Krimum dan Propam. Nanti kalau sudah lengkap saya kabari," katanya.

(TribunNewsmaker.com/ Tribunnews)

Sumber: Tribunnews.com
Tags:
Aipda Fpolisipenipuan
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved