Berita Viral
Tewas Dianiaya di Masjid Sibolga Sumut, Arjuna Tamaraya Sempat Izin Numpang Tidur: Ini Rumah Allah
Tewas dianiaya di Masjid Sibolga Sumut, Arjuna Tamaraya mahasiswa musafir ternyata sudah sempat izin numpang tidur: 'Ini rumah Allah'
Editor: Listusista Anggeng Rasmi
Usai melakukan kekerasan itu, para pelaku meninggalkan tubuh korban begitu saja di pinggir jalan, seolah tanpa rasa bersalah sedikit pun.
Beberapa jam kemudian, warga yang melintas menemukan jasad Arjuna dalam kondisi mengenaskan.
Melihat ada kerumunan di sekitar masjid melalui kamera CCTV, marbot masjid bernama Alwis Janasfin Pasaribu (23) segera menuju lokasi dan mencoba menolong korban.
Arjuna kemudian dibawa ke RSUD Dr. F.L. Tobing Sibolga, namun tim medis menyatakan ia meninggal dunia pukul 05.55 WIB.
Tragedi ini menimbulkan duka mendalam dan memunculkan banyak pertanyaan tentang bagaimana kekerasan bisa muncul di tempat yang seharusnya suci.
Sudah Minta Izin
Pihak keluarga, terutama Kausar, paman Arjuna, menceritakan bahwa sebelum kejadian, keponakannya sempat berhenti di masjid tersebut untuk beristirahat.
Di halaman masjid, terdapat seorang ibu penjual nasi goreng yang menjadi saksi awal kehadiran korban.
Setelah menikmati sepiring nasi goreng, Arjuna menanyakan dengan sopan apakah boleh tidur sebentar di dalam masjid karena merasa sangat lelah.
Baca juga: Penyebab Arjuna Mahasiswa Musafir Dikeroyok hingga Tewas di Masjid Agung Sibolga, Ini Motif Pelaku
“Ibu itu kemudian bilang bisa, karenakan ini rumah Allah, kata si ibu. Korban kemudian istirahat ke dalam masjid,” tutur Kausar mengenang.
Tak lama kemudian, datanglah tukang sate berinisial A (57) yang kemudian mengusir Arjuna dengan alasan tidak boleh tidur di masjid.
Namun, karena kelelahan setelah bekerja keras melaut, Arjuna tidak menanggapi teguran tersebut.
Merasa diabaikan, A kemudian memanggil empat temannya dan bersama-sama menghajar korban secara brutal.
Akibat pengeroyokan itu, Arjuna mengalami luka parah di bagian kepala akibat pukulan keras menggunakan batok kelapa.
“Penyebab kematian itu akibat ada gumpalan darah akibat pukulan di belakang kepalanya. Dia juga dipukul pakai batok kelapa,” jelas Kausar dengan suara bergetar menahan emosi.
Kematian Arjuna kini menjadi simbol keprihatinan masyarakat terhadap maraknya kekerasan di ruang publik, bahkan di tempat ibadah sekalipun.