Berita Viral
Anak Menkeu Purbaya Pergoki Pegawai Pajak Main Meme Coin, Yudo Sadewa Emosi: Kurang Ajar Banget!
Anak Menkeu Purbaya pergoki pegawai pajak main Meme Coin, Yudo Sadewa emosi: 'Kurang Ajar Banget!'
Penulis: Listusista Anggeng Rasmi
Editor: Listusista Anggeng Rasmi
Dalam video yang ia unggah di akun TikTok-nya, Yudo menjelaskan bahwa krisis ekonomi cenderung datang secara berkala.
"Gua pengin kasih tau ke kalian semua yah, bahwa setiap 7, 8, hingga 10 tahun sekali pasti ada krisis," ujarnya meyakinkan para pengikutnya.
Ia kemudian mencoba menghitung pola tersebut berdasarkan peristiwa besar yang pernah mengguncang perekonomian Indonesia.
Baca juga: Efek Hasan Nasbi? Jawaban Menkeu Purbaya saat Ditanya Soal Kenaikan Gaji PNS: Nanti Saya Dimarahi
Menurut Yudo, awal mula krisis besar terjadi pada tahun 2000 yang dikenal dengan istilah dot com bubble.
"Krisi tahun 2000 itu dot com double," katanya sambil menjelaskan bahwa peristiwa itu berdampak luas terhadap pasar global.
Delapan tahun setelahnya, kata Yudo, Indonesia kembali diguncang krisis perumahan yang terjadi sekitar tahun 2008 hingga 2010.
"2008, 8 tahun, ada yang namanya krisis perumahan sampai 2010," ujar Yudo.
Ia juga menyoroti bahwa setelah masa itu, Indonesia sempat mengalami periode stabil selama satu dekade penuh.
"2010 sampai 2020, 10 tahun gak ada krisis," katanya, menggambarkan betapa langkanya kondisi ekonomi yang relatif tenang itu.
Namun ketenangan tersebut rupanya tidak berlangsung lama.
Yudo melanjutkan bahwa pada tahun 2020, dunia termasuk Indonesia kembali diguncang oleh pandemi Covid-19 yang memukul seluruh sektor kehidupan.
"2020 ada pandemi virus corona, krisi lagi, sampai 2022," katanya menutup analisisnya.
Dengan pola tersebut, Yudo memperkirakan bahwa siklus berikutnya akan datang sekitar dua tahun mendatang, yang berarti Indonesia harus mulai bersiap sejak sekarang.
Prediksinya itu membuat banyak warganet mulai waspada dan memperhatikan pandangan ekonom muda yang juga anak seorang menteri ini.
Bagi Yudo, peringatan itu bukan sekadar menakut-nakuti, melainkan ajakan agar masyarakat lebih sadar pentingnya perencanaan keuangan dan investasi cerdas menghadapi masa depan yang tak pasti.