Kematian Dosen Untag
Deretan Gelagat AKBP Basuki, Kirim Foto Dosen Untag, Coba Ambil HP Korban, Panggil Tim Inafis "Ndan"
Gelagat AKBP Basuki yang menjadi saksi kunci kematian Dwinanda dosen Untag Semarang disorot pihak keluarga korban, termasuk panik.
Penulis: Febriana Nur
Editor: Febriana
Ringkasan Berita:
- AKBP Basuki mengirim foto jenazah Dwinanda ke keluarga korban tapi ditarik kembali
- AKBP Basuki sempat mencoba mengambil laptop dan HP Dwinanda
- AKBP Basuki memanggil tim Inafis "Ndan" padahal pangkatnya lebih tinggi dari mereka
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Polisi belum menetapkan tersangka dalam kasus kematian Dwinanda Linchia Levi, dosen Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Semarang.
Dwinanda Linchia Levi ditemukan tewas tanpa busana dalam sebuah kamar hotel daerah Gajahmungkur, Kota Semarang, Jawa Tengah pada Senin (17/11/2025).
AKBP Basuki merupakan saksi kunci karena ia menemukan jenazah korban pertama kali.
Ia lalu melaporkannya ke resepsionis, Polsek Gajahmungkur, dan Inafis Polrestabes Semarang.
Namun seiring berjalannya waktu, sosok AKBP Basuki menjadi perbincangan lantaran sejumlah fakta mengejutkan.
Salah satunya adalah ia dan Dwinanda ternyata menjalin hubungan gelap sejak tahun 2020.
AKBP Basuki bahkan kini menjalani penempatan khusus (patsus) karena melanggar kode etik profesi Polri yakni tinggal satu atap dengan Dwinanda tanpa ikatan perkawinan yang sah.
Gelagat aneh dari Kasubdit Dalmas Direktorat Samapta Polda Jateng itu juga tak kalah mencuri pehatian. Apa saja?
Satu KK dengan Dwinanda
Saat Dwinanda ditemukan tewas, sebuah fakta mengejutkan terungkap.
Korban dan AKBP Basuki ternyata berada dalam satu Kartu Keluarga (KK) dengan status hubungan saudara.
Dalam KK tersebut, terdapat pula istri dan anak AKBP Basuki.
Mereka beralamat di sebuah perumahan daerah Kedungmundu, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang.
Baca juga: Pengakuan AKBP Basuki, Pacari Dosen Untag Sejak 2020 Meski Punya Istri, Satu Atap, Keluarga Tak Tahu
Tak ke Rumah Sakit saat Dwinanda Diautopsi
Gelagat berikutnya yang cukup aneh adalah keberadaan AKBP Basuki setelah kematian Dwinanda terungkap.
AKBP Basuki tak terlihat di rumah sakit saat jenazah Dwinanda diautopsi.
Padahal secara administrasi, AKBP Basuki disebutkan sebagai saudara Dwinanda.
Kirim Foto Dwinanda ke Keluarga
AKBP Basuki ternyata sempat mengirim foto jenazah Dwinanda ke keluarga korban yang berada di Purwokerto mengirimnya menggunakan nomor asing.
Hal tersebut dibeberkan pengacara keluarga korban, Zainal Abidin Petir.
Keluarga sempat melihat foto namun tidak sempat menyimpan karena langsung dihapus oleh AKBP Basuki.
Dalam foto yang dikirim, ada bercak hingga darah yang masih mengalir segar dari jenazah Dwinanda.
Baca juga: Hasil Autopsi Dwinanda Dosen Untag, Jantung Pecah, Dugaan Aktivitas Berat sebelum Tewas Tanpa Busana
"Diketahui itu adalah AKBP (B), ngirim ke keluarga yang di Purwokerto. Foto itu sudah dikirim, ada bercak di paha (Dwinanda), ada bercak kayak masih mengalir segar darahnya, kemudian di perut, itu menurut pengakuan Tiwi budenya.
Belum sempat foto-foto itu disimpan, dihapus lagi, artinya ditarik lagi oleh pengirimnya," papar Zainal dikutip dari YouTube Tribun Jateng, Jumat (21/11/2025).
Berusaha Ambil HP dan Laptop Dwinanda
AKBP Basuki ternyata sempat berusaha mengambil laptop dan HP korban.
Namun hal tersebut berhasil dicegah oleh pihak kepolisian karena dua benda tersebut merupakan barang bukti.
"Laptop itu tadinya mau diminta sama AKBP, oh enggak bisa ini untuk barang bukti, kemudian minta HP juga," imbuhnya.
Panggil Tim Inafis "Ndan"
Selain meminta laptop dan HP, AKBP Basuki ternyata juga bersikap aneh.
Pasalnya, ia memanggil tim Inafis dengan sebutan "Ndan" yang merupakan singkatan komandan.
Padahal secara pangkat, AKBP Basuki lebih tinggi daripada tim Inafis.
Baca juga: Segini Kekayaan AKBP Basuki, Cuma Punya Motor tapi Bisa Biayai Dosen Dwinanda Linchia Levi Kuliah S3
"Anehnya itu dengan Inafis, Inafis kan pangkatnya enggak tinggi (sementara) AKBP kan tinggi, selalu manggil 'Ndan' artinya dia dalam keadaan grogi, panik, dan bingung.
Jadi ketika mau ngambil laptop pun enggak boleh, ini barang bukti, (AKBP Basuki) menjawab 'Oh iya ndan, siap ndan'.
Padahal kan Inafis pangkatnya lebih rendah, bukan perwira menengah, dia (AKBP Basuki) perwira menengah tapi kenapa selalu ngomong siap ndan, pasti dalam keadaan panik.
Nah keadaan panik itu karena apa? Kalau enggak ada apa-apa kan enggak usah panik, ini perlu diungkap," jelas Zainal.
(TribunnewsMaker.com/Febriana)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/newsmaker/foto/bank/originals/Gelagat-AKBP-Basuki-yang-menjadi-saksi-kunci-kematian-Dwinanda.jpg)