Breaking News:

Jokowi Gandeng Prabowo Masuk Kabinet, LIPI Ingatkan Risiko Bahaya Penguasa Seranjang dengan Oposisi

Jokowi Gandeng Prabowo Masuk Kabinet, LIPI Ingatkan Risiko Bahaya Penguasa Seranjang dengan Oposisi

Kompas.com/ Kristianto Purnomo
Joko Widodo mendapat ucapan selamat dari Prabowo Subianto saat pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Minggu (20/10/2019). Jokowi dan Maruf Amin sebagai Presiden dan Wakil Presiden masa jabatan 2019-2024.(KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO) 

Presiden Jokowi menggandeng Prabowo Subianto masuk Kabinet Indonesia Maju, LIPI mengingatkan bahaya terhadap iklim demokrasi, ketika penguasa mesra seranjang dengan oposisi.

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Kepala Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Syamsuddin Haris mengkritik upaya Presiden Joko Widodo mengajak pihak oposisi untuk bergabung dalam kabinetnya.

Ia mencontohkan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan Wakil Ketua Umum Gerindra Edhy Prabowo yang dipanggil oleh Jokowi ke Istana Kepresidenan.

Mereka diproyeksikan menjadi calon menteri.

Padahal, Prabowo dan partainya merupakan kompetitor Jokowi dalam Pilpres 2019.

 Prabowo Merapat ke Jokowi & Jadi Calon Menteri, Rocky Gerung Beri Tanggapan, Singgung Soal Sampah!

"Buat apa kita mengadakan pemilu kalau ujung-ujungnya kekuasaan itu dibagi-bagi antara yang menang dan yang kalah?

Ya kalau kompetisi sepak bola ibarat semua dapat piala," kata Syamsuddin dalam diskusi bertajuk Mencermati Kabinet Jokowi Jilid 2 di Upnormal Raden Saleh, Jakarta, Selasa (22/10/2019).

Ia menilai, hal semacam itu bertentangan dengan rasionalitas demokrasi.

Sebab, dalam kompetisi pilpres, pihak yang menang berhak berkuasa.

Sementara itu, pihak yang kalah harus legawa dan berperan sebagai oposisi pemerintah.

"Bukan kemudian diajak masuk semua.

 Profil & Rekam Jejak Edhy Prabowo Calon Menteri Jokowi, Prabowo Berperan Penting dalam Hidupnya

Kalau semua diajak masuk atau katakanlah enggak ada oposisi atau cuma tinggal PKS, ini bisa membawa apa yang disebut model negara integralistik, model negara kekeluargaan.

Ini sungguh-sungguh mengancam demokrasi," kata dia.

Syamsuddin mengatakan, dalam konsep negara seperti itu, tidak ada oposisi.

Semua diibaratkan sebagai keluarga sehingga tidak mungkin kepala keluarga menyakiti anggota keluarga, begitupun sebaliknya.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Tags:
JokowiPrabowodemokrasi
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved